Tribunnews.com, Jakarta – Manajer Investor dan Jacarta Conference (JCC), PT Graha Sssion Pratama (GSP) mengeluh tentang penghapusan kegiatan pertemuan, stimulasi, konvensi dan pameran (tikus) di JCC Senayan di Bung Karno Gelor, Jakarta.
Kondisi ini terjadi karena penutupan akses ke pintu masuk, pagar dan pemblokiran semua kamar di tengah JCC untuk Bung Karno Gelora (PPKGBK).
“Sebagai investor dan manajer JCC, kami tidak dapat lagi mengimplementasikan kegiatan tikus dan melakukan kontrak untuk pelanggan dan mitra bisnis yang telah ditandatangani dari awal 2024
Menurut Edwin, partainya dihapuskan oleh banyak pelanggan, baik boom maupun pribadi sebagai hasil dari penutupan akses ke JCC. Sebagai hasil dari membatalkan kegiatan tikus di JCC, ia tidak dapat bekerja sesuai dengan rencana tersebut.
Banyak perusahaan yang terkait dengan kegiatan tikus juga terpengaruh.
“Selama lebih dari 30 tahun, kami telah menciptakan JCC sebagai merek terbaik Mice dan Indonesia, serta lusinan pelanggan dan mitra bisnis.”
“Kondisi modern di JCC sangat berbahaya bagi tikus, terutama untuk perusahaan yang sudah memiliki kontrak bisnis dengan konsumen dan pasar dan domestik dan asing,” kata Edwin.
Menurut Edwin, beberapa pelanggan dan mitra bisnis telah memutuskan untuk mencari tempat di perbatasan JCC. Langkah ini adalah upaya barang -barang bisnis ini untuk mendapatkan keselamatan bisnis, dan yang paling penting – dapatkan layanan terbaik.
Karena dalam jaringan standar layanan dan tikus, keberadaan perusahaan akan secara signifikan menentukan.
“Kami membutuhkan dekade untuk menciptakan reputasi oleh JCC sebagai pusat tikus yang diakui secara internasional. Jika gambar ini rusak, Indonesia akan sulit untuk menarik peristiwa besar di masa depan,” kata Edwin.
Untuk alasan ini, PT GSP mengimbau pemerintah untuk segera mengambil langkah -langkah untuk menciptakan suasana yang menguntungkan bagi keberlanjutan tikus di Indonesia.
“Kami mengundang bahwa masalah hukum ini tidak akan digunakan sebagai alasan untuk membahayakan ekosistem tikus, yang memiliki dampak besar pada ekonomi nasional. Jika tikus menghasilkan 100 triliun setiap tahun. RP dan JCC berkontribusi hingga 20-30 persen,” kata Edwin.
Perlindungan investor
Jaksa Penuntut PT GSP Yosep Badoed Terjawab Memperlakukan PPKGBK PT GSP Direktur sebagai mitra manajemen JCC yang bekerja bersama selama beberapa dekade. Selain itu, aksi penyerapan, dipaksakan, dilakukan selama persidangan.
“Prosedur Direktur PPKGBK mengambil alih JCC, sementara proses hukum masih dalam proses kerusakan prinsip keadilan dan prinsip -prinsip hukum saat ini.”
“Direktur PPKBK harus menjadi perpanjangan dari pemerintah untuk menjadi contoh yang baik ketika mempertimbangkan persidangan, bukan jalan yang berbeda, yang sebenarnya menunjukkan sikap terhadap kesombongan dan pemenuhan kekuasaan,” kata Josep.
Untuk alasan ini, Yosep berharap pemerintah akan menyebarkan masalah ini dan menciptakan suasana yang menguntungkan bagi tikus di Indonesia. Mengingat bahwa JCC memainkan peran strategis di pusat tikus, sehingga perlindungan ekosistem ini sangat penting.
“Mendukung stabilitas JCC, dampak positif pada ekonomi nasional dan banyak entitas bisnis, tergantung pada industri ini, Anda dapat mendukung,” katanya.
Yosep mengklaim bahwa partainya akan melanjutkan gugatan perdata terhadap Pasal 8.2. Botol -botol perjanjian bot menyetujui PT GSP dan PPKGBK 1991 di Pengadilan Distrik Pusat di Jakarta.
Menurut paragraf ini, PT GSP menjadi peserta pertama yang terus memperluas kerja sama manajemen JCC.
Namun, komite PPKGBK tidak pernah mempertimbangkan Pasal 8.2 dan hanya disebutkan dalam Pasal 8.1. Perjanjian Kerjasama, di mana PT GSP harus menyerahkan ke pro properti ketika kontrak berakhir pada 21 Oktober 2024.
“Kami menempatkan dan membangun ikon tikus dengan kontrak yang jelas dan mengukur. Sebagai investor PT GSP hanya meminta pemerintah untuk memberikan keamanan hukum kepada perjanjian 1991,” kata Josep.