Kumpulan Kisah Siswi dan Siswa SMK Lingga Kencana Depok Selamat dari Kecelakaan Maut di Subang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perjuangan para pelajar yang selamat dari kecelakaan bus wisata Trans Putera Fajar di Subang Jakarta menjadi cerita tersendiri.

Ia masih ingat jelas momen kecelakaan yang menewaskan 11 orang, termasuk teman dan gurunya.

Kini terungkap bagaimana dia selamat dari kecelakaan itu meski terluka.

Tribunnews.com merangkum keterangan para korban dan keluarga penyintas. Setelah terlempar dari Zandera, Niko yang masih hidup secara ajaib tiba-tiba mendarat di pasir

Nico, pemilik akun @yt_xenn25, kembali muncul menjelaskan rasa penasaran netizen kenapa tiba-tiba ada di depan toko.

Padahal, sebelumnya, rombongan SMK Linga Kenkana, Nico, korban kecelakaan bus Maru Putera Fajar, berada di dalam bus saat memulai live TikToknya.

Niko menjelaskan kesaksian mengejutkan bahwa dia selamat dari kecelakaan fatal tersebut.

Awalnya, saat kecelakaan fatal itu terjadi dan teman-temannya mengalami SMK Linga Kenkana, Nico sedang live di TikTok.

Kini, 11,5 juta pengguna telah melihat rekaman live TikTok di akun Niko.

Netizen pun dibuat kaget melihat video Nico yang terekam.

Awalnya, Niko merekam momen-momen sebelum kecelakaan maut itu terjadi.

Saat itu, Niko tampak sibuk menata rambutnya sambil duduk di dalam bus.

Beberapa detik kemudian, Nico dan teman-temannya berteriak hingga layar siaran langsung menjadi kosong.

Beberapa detik kemudian, Niko melanjutkan live kembali, namun di tempat yang berbeda yaitu di sebuah toko.

Dengan debu di pelipis dan wajah berdarah, Niko bercerita kepada netizen bahwa dirinya baru saja mengalami kecelakaan.

“Guys, sumpah, aku mengalami kecelakaan,” ucap Niko gugup. Video tersebut diduga memperlihatkan seorang siswi SMK Linga Kenkana, Depok, pada Sabtu (11/5/2024) saat kejadian maut itu terjadi, tanpa sengaja live di Tiktok. (Berita Tribun)

Melihat video TikTok yang dibagikan Nico, netizen dihebohkan dengan cara Nico Putera turun dari bus Fajar saat terjadi kecelakaan.

Netizen pun bertanya-tanya kenapa Niko masuk ke toko beberapa detik setelah kejadian.

Untuk menjawab rasa penasaran warganet, Niko pun memberikan klarifikasi pada unggahan terbarunya.

Nico menjelaskan alasan dia berada di toko setelah kecelakaan fatal itu.

Ternyata awalnya Nico merasa lemas ketika bus yang ditumpanginya tiba-tiba bergetar lalu terbalik.

Rupanya, saat itu juga Niko melompat dari kursinya ke pasir di luar bus.

Niko terlebih dahulu duduk di kursi depan sebelah kiri pengemudi nomor 2 itu.

Diduga saat bus bergetar, Niko terjatuh dan keluar dari jendela depan bus.

Niko yang saat itu terlempar dari bus langsung berlari menuju toko yang berada di dekat lokasi kecelakaan.

Saat itu, Niko yang masih memegang ponselnya langsung mematikan live streaming tersebut.

“Saya ingin menjawab pertanyaan mengapa saya tiba-tiba ada di toko. Awalnya saya gemetar di dalam bus, saya juga menyadari bahwa saya ada di sana ketika saya menyadari bahwa saya diusir dan saya berdiri. Lalu saya lari ke toko untuk menutup hidup-hidup dulu,” kata Niko dalam unggahannya, dilansir tribunesbogor.com, Senin (13/5/2024).

“Pertama kali saya minggir, saya juga panik dan kaget karena ini pengalaman pertama saya mengalami kecelakaan bus,” imbuhnya.

Dalam unggahannya, Niko meminta doa dari teman-temannya yang menjadi korban kecelakaan tersebut, rekan-rekannya di SMK Linga Kenkana.

“Saya mohon doanya untuk teman-teman saya yang gugur, semoga diberi ketenangan dan bagi yang sedang berobat, semoga cepat sembuh dan diberi kesehatan, Aamiin,” tambah Niko. Niko menelepon orang tuanya dari kamar mayat video dan meminta untuk menjemputnya

Kini Niko sudah kembali ke keluarganya dan tidak mengalami luka serius.

Meski demikian, pengalaman hidup Niko belakangan ini mengejutkan orang tuanya.

Ibu Nico, Suriani menceritakan momen saat dia mendengar putranya mengalami kecelakaan tragis.

Saat itu, Surian dan suaminya langsung berangkat ke Subang ketika Niko memberi tahu mereka.

“Setelah kejadian itu, dia melakukan panggilan video. Dia memberi tahu ibunya bahwa ada kecelakaan di bus, tapi dia baik-baik saja. Saya langsung panik dan menceritakan kepada ayahnya bagaimana rasanya. Anak saya berkata kepada saya, ayah dan ibu, jika memungkinkan. Sabar karena saya belum kuat,” pungkas Surian dalam wawancara di kanal YouTube One News.

Karena panik dan bingung, Surian kaget saat mengetahui bayinya ada di kamar mayat.

Diketahui, saat itu Niko sedang membawa jenazah teman baiknya yang meninggal di sana.

“Saat dia telpon di video call, wajahnya berlumuran darah, mungkin dia sedang membantu teman-temannya, aku langsung menyusulnya ke rumah sakit, di sana dia share lokasinya ke aku, alhamdulillah Niko baik-baik saja, nyatanya dia baik-baik saja. di sana. Dia meninggal bersama temannya,” pungkas Suryan. Seorang siswi SMK Linga Kenkana, Depok yang menjadi penumpang bus naas tersebut sempat live TikTok sebelum kecelakaan: Tunggu kawan, saya mengalami kecelakaan. (Kolase Berita Tribune/Khusus/HO)

Kaget dan trauma, Nico terus menangisi ayahnya setelah dijemput keluarganya.

Bahkan dalam perjalanan pulang, Niko menyuruh ayahnya untuk bergegas.

“Saat kami bertemu dengannya, dia langsung memeluk ayahnya, berkata, ‘Aku takut ayah,’ saat kami di dalam mobil dalam perjalanan, ‘Hati-hati, jangan ngebut, aku takut ayah.’ Kata Surian. DA aman, tapi sering bingung

Salah satu siswa SMK Linga Kenkana, Diya Savitri (18), yang lolos dari maut pasca tragedi nahas tersebut, kini menghadapi trauma berat.

Pikiran Dea Savitri masih diliputi rasa takut usai mengalami kecelakaan maut di Ketar, Subang, Jawa Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024, saat pulang dari Bandung menuju Depok.

Sebuah bus yang membawa rombongan siswa SMK Linga Kenkana Depok mengalami kecelakaan dan guru serta 9 orang teman Diya Savitri tewas di tempat.

Total korban tewas sebanyak 11 orang, termasuk seorang pengendara sepeda motor.

Para korban terluka parah sehingga tidak mungkin menyelamatkan nyawa mereka

Kakak perempuan Diya Savitri, Devi, berkata, “Alhamdulillah Diya selamat.”

Bahkan, Diya Savitri kini sering mengalami mimpi buruk, kabarnya masih teringat kejadian malang yang dialaminya bersama teman-temannya.

“Tapi dia masih sering bingung kalau ada orang yang mengajaknya bicara, mungkin dia masih merindukan teman-temannya.”

Menurutnya, trauma yang dialami sang adik dinilai masih mendalam. DA terlempar beberapa kali, naik ke atap bus dan menyelamatkannya

Menurut Devi, menurut cerita Diya, saat itu adiknya duduk di kursi ketiga dari belakang barisan kiri.

Saat di dalam bus, Dea panik dan mencari pegangannya.

Bahkan, beberapa kali jenazahnya terlempar ke dalam bus hingga tak sadarkan diri.

DA kemudian naik ke atap bus untuk keluar dari kabin kendaraan yang sudah dalam posisi tegak.

Begitu sadar, dia ada di sisi kanan bus. Saat dipanggil temannya, dia langsung bangun dan keluar dari atap, miring dan terjatuh, kata Davy.

Devi mengungkapkan, sekitar 30 menit sebelum kejadian, Dia menelepon ibunya di rumah.

“Pertama, dia menelepon ibu saya dan mengatakan akan pulang. Sekitar 30 menit kemudian, saya mendengar kecelakaan itu dari saudara perempuan saya di Surabaya,” jelasnya.

Menurutnya, akibat kejadian tersebut, D.A. Savitri mengalami luka ringan dan kerusakan fisik sehingga kini sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

“Sudah sampai di rumah, tidak sempat berobat ke rumah sakit. Sesampainya dari Subang, dia menjalani pemeriksaan fisik singkat di RS Brimobi Kelapa Dua, lalu pulang,” kata Devi sambil menangis.

Usai kejadian, kata dia, DA menghubungi adiknya di Surabaya menggunakan telepon temannya.

Devi menuturkan, “Saya menghubungi ibu saya setelah mendapatkan informasi tersebut. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dia selamat. Semua saudara dan tetangganya tidak percaya Diya selamat. Saat mereka melihat puing-puing bus.” kata Devi. .

Ponsel DA, KTP, dan tas selempang DA hilang dalam kecelakaan ini. Terikat erat di kursi, Nadia selamat dari kecelakaan maut tersebut

Tak hanya Diya, Nadia juga mengalami pengalaman serupa di kabin bus naas itu.

Ibu Nadia, Yayu, mengungkapkan, kondisi putrinya saat ini masih syok pasca kejadian tersebut.

Padahal, sang anak belum sempat menjelaskan kejadian tersebut secara detail.

“Saya tidak berani bertanya sesampainya di rumah, saya takut masih shock,” imbuhnya.

Namun, menurut pengakuan Nadia, lanjut Yayu, bus tersebut mengalami kendala dalam perjalanan dari Tankuban Perahu menuju Subang pada Sabtu sore.

Nadia mengatakan, bus Putera Subuh dua kali bermasalah saat perjalanan pulang, sehingga harus dicek oleh sopir dan petugas internet, jelasnya.

Saat mobilnya jatuh dan terbalik di Sitera, Subang, Nadia berpegangan pada jok agar tidak terlempar.

“Ponselnya disimpan di dalam tas agar tidak hilang,” kata Yau seraya menambahkan, ruas jalan tersebut ditutup sementara sementara Ditlantas Polda Jabar dan Ditlantas Polres Subang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). ) Di Sini. . Lokasi kejadian kecelakaan bus wisata Putera Fajar di Jalan Raya Syater, Desa Kampung/Palasar, Kecamatan Syater, Wilayah Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Polisi menemukan hasil awal olah TKP kecelakaan bus nomor AD 7524 OG yang ditumpangi siswa SMK Linga Kenkana, Depok, tidak menunjukkan tanda-tanda pengereman atau dugaan rem blong pada bus tersebut (Jabbar Tribune/Gani Kurniawan)

Ia bersyukur putrinya, Nadia, selamat dari kecelakaan maut tersebut.

“Saya bersyukur bayi saya hanya mengalami luka ringan yang bisa saya obati. Saya tidak bisa membayangkan trauma orang tua yang anaknya meninggal,” kata Yau.

Menurutnya, Nadia hanya mengalami luka ringan di bagian tangan dan luka kecil di kening.

Sementara itu, polisi masih memeriksa saksi dan menyelidiki penyebab kecelakaan bus yang melibatkan sekelompok siswa di SMK Lingga Kenkana Depok di Kawasan Sietari, Subang, Jawa Barat. Seolah tubuhnya gemetar, Iga keluar dari atap bus yang rusak

Ega Rahmadani, siswa kelas 12 yang belajar Bisnis Online Marketing (BDP) SMK Linga Kenkana mengenang momen kecelakaan maut yang terjadi Sabtu malam (11/5/2024) lalu di Subang, Jawa Barat.

Ega Putera merupakan salah satu penumpang bus wisata Subuh yang selamat dari kecelakaan tersebut.

Sebanyak 11 orang tewas dalam kecelakaan ini.

Menurut Ega, kecelakaan itu terjadi saat rombongannya melanjutkan perjalanan menuju tempat peristirahatan berikutnya, yakni tempat peringatan.

Namun, saat bus Putra Pazar yang ditumpanginya dan penumpang pendampingnya mulai bergerak, terjadi kecelakaan.

“Setelah beberapa meter, setahu saya, Kenek (kondektur) bilang remnya blong,” kata Ega, Senin (13/5/2024) di SMK Linga Kenkana, Depok, Jawa Barat.

“Nah, mahasiswa di sana agak panik lalu semua berteriak dan meminta maaf, mobil langsung terbalik beberapa meter jauhnya,” lanjutnya.

Sebelum kejadian naas itu, Iga mengaku pernah melihat sopir bus Putera Fajar sedang melakukan perbaikan pada bus tersebut.

Namun saat itu dia tidak memikirkan apa yang dilihatnya.

“Setelah selesai makan, saya berniat keluar menemui teman-teman, namun saya melihat ada sopir bus di samping saya seperti sedang memperbaiki sesuatu, namun saya tidak memperhatikan,” ujarnya.

Saat itu, dia tidak menyangka akan selamat dari kejadian mengerikan tersebut.

Eaga merasa tubuhnya gemetar karena suatu kecelakaan.

“Saat bus jatuh, saya masih di dalam bus, badan saya gemetar, saya bangun dan buru-buru menyelamatkannya,” ujarnya.

Iga tidak menyangka sebagian besar masih aman.

Ia segera berusaha menyelamatkan teman-temannya, terutama bagi orang-orang yang duduk di tempat.

Beruntung teman yang mencarinya selamat dan membantunya keluar dari bus yang terlanjur hancur.

“Teman-teman saya yang sebelumnya ingin berangkat banyak yang selamat dan turun dari bus,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengatakan tidak ada pintu ambulans.

Ia berhasil keluar dari atap bus yang saat itu berada di dalam lubang.

Akibat kejadian tersebut, banyak bagian tubuh yang rusak.

Bukan saja dia tidak punya waktu untuk mengikuti ritual terakhir teman-temannya, karena dia juga sembuh pada saat yang bersamaan.

“Saya tidak pergi, mereka langsung dipekerjakan di rumah, mereka tidak mengizinkan saya pergi ke mana pun,” katanya.

Usai kejadian tersebut, ia mengaku kaget, apalagi melihat rekan-rekannya terkena dampak hati tersebut.

“Itu teman-teman setelah kecelakaan. (Dari bus) kaget,” tutupnya. (Jaringan Tribun / ThF / Tribunnews.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *