4 Negara Bahas Keberadaan Fredy Pratama, Dia Diduga Dilindungi Gengster, Sembunyi di Hutan Thailand

Tribunnews.com, Jakarta – Polisi empat negara mengadakan pertemuan untuk membahas keberadaan raja narkoba internasional, Freddie Pratam.

Freddy belum ditangkap, dan hanya jaringan barunya yang ditangkap.

“Saya harus menerima dua minggu lalu dengan pertemuan di Malaysia dengan 4 petugas polisi. Yaitu Australia, Thailand, Malaysia dan Indonesia,” kata Dirtipidnarob Bareskrip Polri, Brigadir Jenderal Mukti Juhars Senin (6 Januari 2012).

Dari hasil pertemuan nasional, kelanjutan Mukti adalah bahwa Freddy masih bersembunyi di hutan regional Thailand.

Karena itu, polisi negara bagian sejauh ini masih mengejar Fredia.

“Pertemuan kami dengan hasil polisi Australia, Malaysia dan Thailand menjelaskan bahwa Fredia Wratama masih di Thailand dan masih di hutan,” katanya.

Investigasi Kriminal Narkotika Kotoran Polisi Brigadir Jenderal Mukti Juhars mengatakan ada beberapa hambatan yang menyulitkan polisi untuk ditangkap.

“Keberadaan Fredy Pratam masih dikatakan di Thailand, hanya saja kami masih memiliki penangkapan yang sulit,” kata Mukti Juharsa, Jenderal untuk brigade di Dirtipidnarb Bareskrim.

Mukti mengatakan bahwa salah satu hambatan yang ditemui yang dipenuhi oleh partainya adalah karena Fredia Wratia dilindungi oleh kelompok gangster Thailand.

“Dia dilindungi oleh gangster karena orang tuanya adalah bagian dari sindikasi narkoba di Thailand. Jadi kesabaran. Jadi kita masih berusaha (merebut),” katanya.

Selain itu, Mukti menjelaskan bahwa Bareskrim sekarang telah membangun kerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait untuk mempercepat penangkapan.

“Sekarang kami telah bergabung dengan Bnn untuk membuat Bnn, Barskrim, Bea Cukai, Polisi Thailand, Divhubinter dan Bea Cukai dari Thailand dan Interpol,” katanya. Bawahan ditangkap

Sejauh ini, polisi nasional mengatakan telah mengambil aset milik jaringan narkoba Fredy Pratam, 432,2 miliar rp.

Sebagai hasil dari penyalahgunaan sirkulasi obat (P3NG), Asep Edi Saher, inspektur umum, menyebutkan jemaat aktif prestasi Fredy Pratam di Indonesia.

“Ini dinilai oleh RP 432,20 miliar untuk penyitaan keseluruhan jaringan narkoba Fredy Pratama sejauh ini,” kata Asep.

Saat ini, ada 60 pria Pratam Fredy yang memiliki tugas menyebarkan obat -obatan di Indonesia, yang ditangkap.

Dalam hal ini, empat karyawan terakhir di Fredy Pratam ditangkap, yaitu Laboratorium Narkoba Gelap di Sunder, Jakart Utara.

Selain itu, Asep Edi mengatakan bahwa dari 60 pria Pratam Fredy ditangkap, 45 dari mereka juga telah menyatakan kantor jaksa sebagai lengkap dan hanya menunggu persidangan.

“P-19 atau kelengkapan kasus, yang mencurigakan Bayu Firmin dan investigasi 14 orang,” katanya. Barskrim Polriyes mengatakan dia memberikan bukti pencucian uang (TPPU) oleh petugas polisi Thailand oleh istri raja narkoba, Freddie Pratam.

Pengajuan bukti adalah kesepakatan antara Indonesia dan Thailand dengan memperlakukan tim Fredy Pratama CS.

“Kami telah sepakat bahwa dalam kasus Fredy Peram, kami akan mengisi permintaan Thailand. Upaya Thailand akan dilakukan terhadap istrinya Fredy Peram,” kata Mukti Juhars, obat kotor untuk polisi investigasi kriminal.

Kemudian ia bertujuan untuk menyita aset yang dimiliki oleh Freddie sehingga ia tidak dapat lagi mengendalikan distribusi obat -obatan karena buruk.

“Pengembangan jaminan yang buruk di Thailand dengan buruk. Kami terus berkoordinasi, sehingga TPPU dapat membuka Thailand berdasarkan laporan polisi kami,” katanya.

Meskipun Mukti mengatakan bahwa berdasarkan permintaan polisi Thailand, kasus TPPU, dituduh istri Freddie, tidak akan diperlakukan oleh polisi negara bagian tetapi hanya di negara asal.

“Hanya mereka yang menemukan TPPU dari polisi Thailand,” jelasnya. (Tribun Network/ABD/WLY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *