Tribunnews.com- Brigadir Jenderal menikah oleh Intarat, komandan pangkalan utama Angkatan Laut Jakacarta (Lantamal) III, menerima perintah dari Presiden Prabovo Subaiano untuk membongkar pagar yang akan menghalangi akses nelayan ke Tanganang.
Pembongkaran dimulai hari ini pada hari Sabtu, 18 Februari 2025.
Perintah pembongkaran ditransfer melalui komandan TNI dan Kepala Staf Angkatan Laut (XAL).
Brigadir Jenderal Harry menjelaskan bahwa Angkatan Laut akan bekerja dengan komunitas Tanjung Passir untuk menyelesaikan pembongkaran.
“Kami secara sinergis dengan Tanjung Passir dan orang -orang di sekitar kami. Diperintahkan oleh Presiden Republik Indonesia melalui komandan TNI, Kuzar membuka pagar.
Pada hari pertama pembongkaran, fokus utamanya adalah pagar laut dua -kilometer yang menghalangi akses ke nelayan.
Selain itu, Harry mengatakan pembongkaran itu adalah bentuk tanggapan cepat dari perintah Presiden Prabovo, yang ingin menghancurkan makanan laut ini.
Selain itu, Angkatan Laut akan terus berkoordinasi dengan sisi yang relevan untuk pembongkaran lebih lanjut.
Pagar Laut Tangarang adalah total 30 km dan tidak dapat ditabrak dalam satu hari.
“Kami segera menanggapi perintah Presiden Republik Indonesia dalam kasus ini melalui komandan TNI dan Xal.”
“Jadi, karena perintahnya cepat, pertama bergerak cepat, dengan koordinasi yang lebih besar dengan unit kerja yang menyertainya,” Harry menjelaskan. Antusiasme komunitas
Brigadir Jenderal Harry Leinas menyoroti antusiasme penduduk Tanjung Passir dalam membantu menghancurkan.
“Komunitas sekarang sangat antusias (menghancurkan pagar laut). Pada prinsipnya, kami hanya membantu orang -orang Tanjung Passir mengatasi kesulitan yang mereka alami. “
“Sisanya bekerja dengan komunitas pada saat yang sama dan mereka sangat tertarik untuk membongkar ini,” tambah Harry. Konten ini diselesaikan dengan penggunaan kecerdasan buatan (AI).