Tribunnews.com, Jakarta – Sandy Tisa, seorang seniman bandung abstrak, sekali lagi menunjukkan eksplorasi artistiknya melalui pameran individu berjudul Souls of Protopia di Galeri Kendys, yang berlangsung hingga 16 Februari 2025.
Ini menyajikan proyek yang memprioritaskan intuisi dan proses kreatif yang unik berbeda dari pendekatan konvensional.
“Saya tidak mengikuti pegangan tertentu di dalam kotak dan membiarkan kasur membentuk kasur nanti, tanpa konsep apa pun yang terlalu mengikat,” kata Sandy ketika dia bertemu di sela -sela pameran pada hari Sabtu (01/25/2025) .
Sandy lebih suka membangun karyanya secara spontan karena setiap sikat menghapus adalah respons terhadap pengembangan pengalaman batin.
“Saya lebih suka mengikuti intuisi dan bukan aturannya. Tidak ada batasan yang mengikat, hanya diskusi antara saya dan kanvas,” tambahnya.
Pemilik Galeri Kendys, Denny, menyebut karya Sandy sebagai refleksi yang kuat dari dinamika emosi dan pikiran.
“Sandy memiliki gaya yang membedakan untuk mengekspresikan perasaannya tentang kanvas dan karyanya tidak hanya berbicara tentang bentuk, tetapi juga membawa karya seni ke pemikiran yang lebih dalam,” kata Denny.
Tema pameran ini sejalan dengan visi Galeri Kendys dalam presentasi pameran seni yang mampu merangsang perspektif dan perasaan pengunjung.
“Kami selalu mendukung seniman yang berani bereksperimen dan menyajikan sesuatu yang baru. Pameran ini adalah contoh dari cara seni dapat menjadi eksplorasi yang tidak terbatas,” tambahnya.
Pameran ini mencakup serangkaian lukisan abstrak yang menggambarkan topografi pikiran, seolah -olah itu adalah peta perjalanan internal yang terus berubah.
Dengan kasur dan tekstur yang dinamis, Sandy ingin mengundang pecinta seni untuk menafsirkan makna di balik masing -masing karyanya.
“Yang menarik bagi saya bukan hanya hasil akhirnya, tetapi juga bagaimana setiap lapisan warna dan tekstur, mereka bertabrakan dan kemudian membentuk harmoni baru,” kata Sandy.
Proses kreatif dimulai dengan penempatan banyak lapisan di permukaan kanvas, kemudian melepaskan konsep atau konsep tertentu dan fokus pada intuisi.
Baginya, momen paling menarik di tempat kerja adalah ketika kejutan artistik yang tidak terduga muncul.
Melalui jiwa -jiwa Protopia, Sandy Tisa menekankan bahwa seni tidak selalu untuk cara yang jelas, tetapi sebagai karya ia mampu berkomunikasi secara emosional dengan siapa saja yang melihatnya.
Pameran ini akan berlangsung di Galeri Kendys hingga 16 Februari 2025, memberikan kesempatan bagi pecinta seni untuk masuk ke dunia abstrak Sandy.
Terlepas dari keberadaan eksplorasi visual, jiwa -jiwa prototopy juga merupakan refleksi tentang perjalanan kehidupan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Melalui karyanya, Sandy mengundang pecinta seni untuk merenungkan perjalanan batinnya sendiri, mencari harmoni dalam kompleksitas kehidupan. (Eko Sutriyanto)