Penasihat Prabowo Wanti-wanti Cadangan Energi RI Bisa Terancam Habis di Masa Depan

Laporan oleh Tribunnews.com Reporter, Endrapta Pramudhiaz

Tribunnews.com, Jakarta – Penasihat Presiden Prabowa Suubianto, Punomo Yusgianttoro, mencatat bahwa situasi cadangan energi Indonesia dapat terancam di masa depan.

Kondisi ini dapat terjadi jika Indonesia tidak menggunakan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Punomo awalnya menjelaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam geopolitik energi regional.

Karena itu ia memeriksa sektor pertambangan Indonesia bahwa ia memainkan peran kunci dalam menciptakan stabilitas energi jangka panjang, khususnya di tengah -tengah peningkatan sumber daya mineral global.

Ini ditransfer oleh Punomo dalam diskusi yang dipimpin oleh dan Asosiasi Tambang Indonesia berjudul “Navigasi dan Perspektif untuk Perlawanan Energi di Indonesia pada tahun 2035” untuk Menara Kompas di Jakarta pada hari Jumat 22/01/2024).

“Keamanan energi tidak hanya menyangkut perawatan, tetapi pada bagaimana kita dapat mengelola sumber daya alam secara cerdas untuk kepentingan masa depan,” kata Purnomom.

Dalam konteks keamanan energi, Punomo menekankan bahwa sektor pertambangan memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Manajemen yang tidak tepat dapat berisiko mengurangi cadangan energi yang akan diperlukan di masa depan.

Punomo mengatakan bahwa manajemen sumber daya tidak hanya menyangkut kuantitas tetapi juga kualitas.

“Kita harus memastikan bahwa proses memperoleh dan menggunakan sumber energi tidak membahayakan lingkungan atau mengancam keberlanjutannya,” katanya.

“Dengan teknologi yang tepat, kita dapat mencapai tujuan ini tanpa mengorbankan sifat alam,” simpul Punomo.

Wakil Presiden Asosiasi Pertambangan Indonesia Ezra Sibarani juga hadir dalam diskusi ini.

Ezra mengungkapkan bahwa untuk membuat sektor pertambangan Indonesia sebagai faktor utama dalam memperkuat keamanan energi, masih ada tantangan yang harus dipenuhi.

Tantangan meliputi peraturan, teknologi dan pembiayaan.

Selain itu, untuk mencapai kemandirian energi, Indonesia membutuhkan pendekatan bersama yang menggabungkan inovasi teknologi melalui investasi strategis.

“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua yang tertarik pada sektor pertambangan,” kata Ezra.

Tantangan pemain industri

Direktur Jenderal Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko PT CNI Aldo Nakora, yang juga hadir di acara diskusi ini, menjelaskan tantangan industri pertambangan saat ini.

Dia menyatakan bahwa tantangan terbesar bagi para pemain industri adalah memastikan keberlanjutan proyek pertambangan di tengah -tengah fluktuasi pasar dan regulasi yang ketat.

“Namun, kami yakin bahwa sektor ini, dengan dukungan pemerintah dan inovasi yang terus tumbuh, adalah salah satu pilar utama keamanan energi nasional,” kata Aldo.

Direktur Eksekutif Institute of Reforminner dan Academics of University of Trisakti Komaids Notonegoro menambahkan bahwa sektor pertambangan juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.

Komaida menjelaskan bahwa industri pertambangan bukan hanya sumber pertukaran, tetapi juga mesin penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing global.

“Kontribusi sektor ini sangat penting, terutama jika kita dapat menggunakan sumber daya mineral ke tingkat tingkat yang lebih rendah dari nilai tinggi. Namun, kita juga harus memperhatikan pengelolaan dampak lingkungan,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *