Manajemen PBSI lebih maju dan profesional, Fedil Imran: Tribunus.com, jurnalis, harus menjadi langkah untuk mengubah laporan Abdul Majid
Tribunus.com, Jakarta – P.P. Ketua PBSI, Fadill Imran di bawah tempat penampungannya, halaman. PBSI dilakukan secara profesional dan modern.
Untuk tujuan ini, PBSI Dilima Group telah menunjuk konsultasi dan perekrutan manajemen SDM, yang telah didirikan di Indonesia selama lebih dari 25 tahun.
Analisis dan pembuatan format kelembagaan baru, indikator kinerja utama (KPI) untuk setiap lokasi, dan penilaian dan pengangkatan tim untuk mengisi posisi dalam struktur kelembagaan baru biasanya diserahkan atau biasanya menyerukan pencarian bisnis.
“Kami telah menyelenggarakan kemitraan pertemuan nasional Agustus lalu bahwa PBSI baik -baik saja. Pasti ada fase perubahan besar,” kata Fadil Imra pada konferensi pers di Siping Palatinas di Jakarta pada hari Senin (11/18/2024).
“Pada saat yang sama, permainan bulutangkis kami lebih canggih, diuji dan diukur, karena kami ingin membantu organisasi modern dan profesional PBSI.”
Sementara itu, direktur pengembangan strategis Dalyima Group, Yuri Yogaswara, mengatakan, “Saya sangat senang percaya Dalyanam memasukkan proses perubahan ini.
“Tentu saja, kami senang dan menderita kepercayaan yang diberikan oleh Dalima sebagai bagian dari proses perubahan ini,” kata Yuri Yogaswara.
“Upaya bersama ini akan menjadi langkah pertama untuk mengembalikan reputasi Badonminton Indonesia secara internasional.”
Hasil dari proses ini diperkirakan untuk pembuatan PBSI untuk periode 2024-2028.
Setelah itu, struktur kelembagaan yang diberikan pada akhir November diberikan kepada kaum muda dan Kementerian Olahraga.
Konferensi pers juga dihadiri oleh tim pembentukan Konferensi Nasional Surabaya, Suherto, legenda bulu tangkis, Christian Hadinata dan pemain bulutangkis tunggal Indonesia, Anthony Cinema.
“Semua kegiatan ini adalah bagian dari menyadari bahwa saya menyebut PBSI Unity dan PBSI Mutual Cooperation sehingga semua pihak ingin berpartisipasi dalam kemajuan Badminton Indonesia, semua harus lebih cerah, terbuka dan diukur.” .
“Tidak ada lagi hambatan dan hambatan komunikasi. Setiap orang harus bertanggung jawab atas kinerja mereka, termasuk manajemen staf, pelatih dan atlet. Semua ini ditunjukkan dalam rancangan perjanjian pameran organisasi. KA.