TRIBUNNEWS.com – Media Israel Yedioth Ahronoth baru-baru ini merilis laporan tentang kesehatan mental Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang bertempur di Gaza.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa enam tentara IDF telah melakukan bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut laporan tersebut, alasan utama bunuh diri tersebut adalah tekanan psikologis yang besar akibat perang berkepanjangan di Gaza dan Lebanon.
Investigasi menunjukkan bahwa jumlah kasus bunuh diri mungkin lebih tinggi, karena tentara Israel belum merilis angka resmi, lapor Anadolu Ajansi.
Laporan tersebut menyoroti krisis kesehatan mental yang lebih luas di kalangan militer Israel.
Ribuan tentara mencari bantuan dari klinik kesehatan mental militer atau psikolog lapangan.
Sepertiganya menunjukkan gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Menurut penyelidikan, jumlah tentara yang mengalami trauma psikologis mungkin melebihi jumlah tentara yang mengalami cedera perang.
Yedioth Ahronoth mengutip para ahli yang mengatakan bahwa parahnya krisis spiritual ini akan terlihat ketika operasi militer selesai dan pasukan kembali ke kehidupan normal.
Pada bulan Maret 2024, kepala Departemen Kesehatan Mental Militer Israel, Lucian Tatsa-Laur, mengungkapkan kepada Haaretz bahwa sekitar 1.700 tentara menerima perawatan psikologis.
Sejak itu, muncul laporan yang menunjukkan bahwa ribuan tentara menderita masalah kesehatan mental akibat perang berkepanjangan di Gaza dan Lebanon Selatan. Lebih dari 44 ribu warga Palestina terbunuh
Sementara itu, hingga Kamis (28/11/2024), sedikitnya 44.330 warga Palestina tewas di Gaza akibat serangan Israel.
Sementara itu, 104.933 orang lainnya mengalami luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip Al Mayadeen.
Dalam laporan hariannya di hari ke-419 terjadinya genosida, Kementerian Kesehatan mencatat Israel telah melakukan tiga kali pembantaian warga sipil di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Akibat pembantaian tersebut 48 orang disiksa dan 53 orang luka-luka.
Pasukan Israel mengintensifkan serangan udara di wilayah utara dan tengah Jalur Gaza yang terkepung pada hari Kamis, menargetkan blok pemukiman, menurut koresponden Al Mayadeen.
Serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan satu orang dan melukai lainnya di dekat Third Street di lingkungan Sheikh Radwan, utara Kota Gaza.
Di wilayah tengah, Rumah Sakit al-Awda di Nuseirat mengatakan empat stafnya terluka ketika pesawat Israel menjatuhkan granat kejut di depan unit gawat darurat rumah sakit tersebut.
Koresponden Al Mayadeen juga membenarkan adanya cedera di kalangan paramedis akibat serangan Israel dalam perjalanan mereka untuk menyelamatkan korban massa di Nuseirat, di mana sembilan orang diduga disiksa.
Selain itu, korban luka terjadi ketika drone Israel menembaki warga di kawasan “Blok C” Nuseirat, sehingga semakin memperparah krisis kemanusiaan di kawasan tersebut.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)