Laporan Dennis Dastriavan, jurnalis Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) Fiki Sattari menegaskan, pemerintah saat ini tetap berkomitmen untuk memantau dan memastikan permintaan TEMU dapat terpenuhi. T Masuk Indonesia
Kata Fiki di Jakarta, Rabu (10/2/2024) “Jika TEMU masuk ke Indonesia, akan sangat berbahaya bagi UKM dalam negeri.”
Menurut Fiki, Temu dapat memfasilitasi transaksi langsung antara pabrik di China dengan konsumen di negara tujuan.
“Ini akan menghancurkan usaha kecil dan menengah,” kata Fiki.
Fiki menjelaskan program TEMU memiliki konsep menjual produk langsung dari pabrik ke konsumen tanpa reseller, sales, dropshipper atau afiliasi sehingga tidak ada komisi permukaan. Hal ini, dikombinasikan dengan subsidi yang ditawarkan oleh platform, berarti produk-produk dalam program ini ditawarkan dengan harga yang sangat rendah.
Mereka sudah masuk ke Amerika dan Eropa bahkan kini mulai menyebar ke kawasan Asia Tenggara, terutama negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Jadi kita harus terus melindungi masuknya mereka ke Indonesia. ujar Fiki.
Fiki mengungkapkan, sejak September 2022, program TEMU telah mendaftarkan tiga merek di Indonesia. Memang pada 22 Juli 2024, permohonan pendaftaran ulang TEMU telah diajukan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM).
“Program Temu China sudah mencoba mendaftarkan merek, desain, dan lain-lain ke DJKI, namun tidak berhasil karena sudah ada perusahaan Indonesia yang namanya mirip dan mayoritas sama dengan KBLI. Namun kita tidak boleh lengah, kita harus terus memantau. itu, tegas Fiki.
Fiki berharap Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta pemangku kepentingan terkait dapat bersinergi untuk mencegah masuknya pasar TEMU ke Indonesia.
“Hal ini diperlukan hanya untuk melindungi pelaku ekonomi dalam negeri, khususnya usaha kecil dan menengah,” kata Fiki.