Trump Nyaris Ditembak Lagi, Elon Musk Penasaran: Kenapa Tak Ada yang Coba Bunuh Biden dan Harris?

TRIBUNNEWS.COM – Peternak Amerika Elon Musk (AS) Elon Musk X kembali menimbulkan kontroversi di akun media sosialnya.

Dalam cuitannya, Musk bertanya mengapa tidak ada yang mencoba membunuh Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Musk menanyakan pertanyaan ini setelah upaya pembunuhan terhadap calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Tweet CEO Tesla dan SpaceX telah menimbulkan banyak kemarahan di kalangan publik Amerika. Tweet itu dihapus beberapa jam kemudian.

Tweet Musk yang diambil dari Walla ini merupakan respons terhadap tweet dari DogeDesigner, akun X.

DogeDesigner “Mengapa mereka ingin membunuh Donald Trump?” dia bertanya.

Musk kemudian menjawab, “Tidak ada yang mencoba membunuh Biden/Kamala.” Respons Musk disertai dengan emoji yang menunjukkan wajah berpikir.

Tidak butuh waktu lama hingga tweet Musk mendapat reaksi marah. Banyak hasil yang mengkritik Musk.

“Tidak seorang pun boleh membunuh orang,” kata salah satu pengguna X.

“Postingan ini sangat menyinggung,” kata yang lain. Donald Trump (Kiri) dan Elon Musk (Kanan) (Tribunnews/X/Twitter Collage)

Tweet Musk menimbulkan pertanyaan tentang batasan kebebasan berpendapat di media sosial dan peran pejabat pemerintah.

Menurut banyak netizen, tweet salah satu orang terkaya di dunia itu melewati batas.

Beberapa bulan lalu, Musk mengumumkan dukungannya terhadap Trump pada pemilihan presiden AS tahun 2024, dan Trump menarik kembali dukungannya.

Dua bulan setelah ditembak di Butler, Pennsylvania, Trump ditembak lagi pada Minggu (15/9/2024) di lapangan golf di West Palm Beach, Florida.

Media AS melaporkan bahwa Ryan Wesley Root, 58, dari Hawaii, terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Trump. Dia ditangkap.

Agen Dinas Rahasia menggerebek rumah Trump sebelum dia bermain golf.

Kemudian sebuah pistol suar muncul di semak-semak. Dilaporkan berjarak 300-500 meter dari Trump Rout.

Kepala Polisi Rick Bradshaw mengatakan agen Dinas Rahasia itu segera “mengejar” Routh yang sedang memegang senjata. Routh mencoba melarikan diri.

“Dinas Rahasia telah mengambil tindakan yang tepat,” kata Bradshaw, menurut BBC.

Ketika Dinas Rahasia melihat Routh, mereka melepaskan tembakan. Empat atau lima tembakan dilaporkan dilepaskan.

Routh menjatuhkan senjatanya dan mencoba melarikan diri dengan kendaraan. Dia meninggalkan kacamata hitam, kacamata dan kamera GoPro.

Seorang saksi mata mengatakan Routh berlari melewati semak-semak menuju sebuah Nissan hitam.

Saksi memotret kendaraan tersebut dan memberikannya kepada polisi.

Routh ditangkap oleh polisi dalam perjalanan. Saat itu, Routh berada sekitar 40 mil dari stadion Trump. Rute Kuning

Putra Root, Oran, mengatakan ayahnya adalah pria yang “penuh kasih dan perhatian”.

Melalui akun media sosialnya, Routh menyerukan agar pasukan asing berangkat ke Ukraina untuk berperang melawan tentara Rusia.

Akun media sosial berisi pesan-pesan pro-Palestina, pro-Taiwan, dan anti-Tiongkok.

Salah satunya antara lain tuduhan “perang biologis” di China dan menyebut virus penyebab Covid-19 adalah “invasi”. Tersangka Pembunuhan Donald Trump Ryan Wesley Routh (Newsweek)

Pada tahun 2023, Ruth mengatakan kepada New York Times bahwa dia segera pergi ke Ukraina setelah Rusia menginvasi Ukraina. Root tampaknya sedang mengumpulkan pasukan untuk berperang di Ukraina.

“Prajurit, jangan panggil aku. Kami masih berusaha membuat Ukraina menerima tentara Afghanistan dan berharap mendapat tanggapan dalam beberapa bulan mendatang. Bersabarlah,” katanya.

Root memiliki beberapa catatan kriminal. Dia dituduh melakukan banyak kejahatan.

Pelanggaran-pelanggaran ini termasuk membawa senjata tersembunyi, menolak penangkapan polisi, mengemudi sembarangan, kepemilikan barang curian dan penembakan kendaraan.

(Tribunenews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *