TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen menjadi 5,5 persen pada tahun 2025.
Sementara itu, Data Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,1 persen pada tahun 2025.
Para pelaku industri asuransi juga memiliki optimisme yang sama terhadap perekonomian Indonesia.
Presiden Direktur Sun Life Indonesia Teck Seng Ho optimis pasar asuransi Indonesia akan tumbuh signifikan pada tahun 2025 seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, Sun Life yakin akan mampu mencapai pertumbuhan luar biasa pada tahun ini.
“Target kami meningkatkan penjualan sebesar 100 persen atau dua kali lipat dibandingkan tahun lalu,” kata Teck Seng Ho, Chairman Director Sun Life, Kamis (16/1/2025).
Berdasarkan data penjualan kuartal III 2024, penjualan Sun Life Indonesia sekitar $58,3 juta atau Rp874,5 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 41% dalam sepuluh tahun terakhir. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan penetrasi pasar dan kepadatan asuransi di Indonesia belakangan ini.
Meski demikian, menurut data tahun 2023, penetrasi pasar asuransi Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Misalnya Malaysia mencapai 4,8 persen, Singapura 11,4 persen, dan Australia 3,3 persen.
Keadaan ini memberikan keyakinan dan optimisme yang besar bagi Sun Life untuk melipatgandakan atau 100 persen penjualan premi pada tahun 2025 dibandingkan tahun 2024.
Presiden dan CEO Sun Life Kevin D. Menurut Strain, penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih kecil, sehingga peluang ini sangat besar untuk dimanfaatkan oleh Sun Life. Oleh karena itu, dia sangat mendukung kebijakan OJK untuk memberikan edukasi yang lebih baik kepada masyarakat.
Ia mencatat bahwa pasar Indonesia memainkan peran yang sangat penting bagi Sun Life di Asia dan seluruh dunia. Selain itu, pasar asuransi di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu.
Sementara itu, Manjit Singh, President Sun Life Asia, lebih lanjut menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan Sun Life di Asia. Menurutnya, negara-negara seperti Indonesia, Filipina, dan Hong Kong memiliki potensi pertumbuhan yang besar.
Selain itu, Sun Life juga memanfaatkan berbagai jalur distribusi seperti memaksimalkan kemitraan dengan berbagai pihak, memperkuat kapasitas agen, dan berinvestasi pada jalur digital seperti layanan klien WhatsApp.
Pada kuartal ketiga tahun 2024, Sun Life Indonesia melaporkan rasio modal berbasis risiko (RBC) sebesar 586 persen untuk asuransi konvensional dan 256 persen untuk asuransi syariah, berada di atas standar minimum yang diamanatkan pemerintah sebesar 120 persen.
Sedangkan total aset sebesar Rp 19,7 triliun atau peningkatan pendapatan premi sebesar 41% selama satu dekade terakhir. Sun Life Indonesia saat ini melayani lebih dari 553.852 polis asuransi (Contan).
Artikel ini diterbitkan di Tunai dengan judul Kekuatan fundamental ekonomi, kehidupan surya bertujuan untuk pertumbuhan tinggi tahun ini.