Reporter Tribunnews.com Ayesha Noorsiamsi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa situasi bencana di Gaza utara yang dilanda perang bisa bertambah buruk.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Situasi di Gaza utara sangat buruk, kata Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam aplikasi X dilansir Tribune News, Senin (28/10/2024).
Dia menggambarkan situasi saat ini di Gaza.
Operasi militer besar-besaran dilakukan di sekitar dan di dalam fasilitas layanan kesehatan.
Jalur Gaza bagian utara juga menderita kekurangan pasokan medis.
Dengan akses yang sangat terbatas.
Masyarakat kehilangan kesempatan untuk menerima pengobatan yang dapat menyelamatkan nyawa.
“Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan kepada kami bahwa pengepungan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan telah berakhir, namun pengepungan tersebut harus dibayar mahal,” kata Tedros.
44 karyawan laki-laki ditahan selama pengepungan. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (CBS)
Hanya staf perempuan, direktur rumah sakit, dan seorang dokter laki-laki yang tersisa untuk merawat sekitar 200 pasien yang memerlukan perhatian medis segera.
Laporan mengenai fasilitas rumah sakit dan peralatan medis yang rusak atau hancur selama pengepungan sangatlah menyedihkan.
Seluruh sistem kesehatan di Gaza telah diserang selama lebih dari setahun.
Siapa yang tidak cukup menekankan bahwa rumah sakit harus dilindungi dari pertempuran setiap saat. Setiap serangan terhadap fasilitas kesehatan merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional, tegasnya.
Gencatan senjata yang segera dan tanpa syarat adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan sistem layanan kesehatan Gaza yang hancur.
“Kehidupan orang-orang bergantung padanya!” pungkas Tedros.