Kembali Resmikan Gerai Sehat di RS UKM Bandung, Perusahaan Jamu Ini Sosialisasikan Transformasi Jamu

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Pandemi Covid-19 menjadi titik balik dalam mencari cara meningkatkan kekebalan tubuh secara alami. Wajar saja jika masyarakat mulai memanfaatkan jamu sebagai senjata untuk menangkal berbagai penyakit. 

Sebagai warisan budaya yang penuh manfaat, jamu mempunyai potensi besar untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. 

Tak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, beberapa jenis obat herbal mampu mengurangi peradangan, mencegah penyakit, dan mengobati penyakit kronis. 

Untuk meningkatkan kesadaran tentang khasiat, keamanan dan penggunaan obat herbal yang benar, diperlukan banyak kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dan praktisi. 

Seminar sehari yang diselenggarakan oleh Produk Alami Sido Munkul bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan RS Karasa Medica Ungul, seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Munkul TBK (Sido Munkul). Tema yang diangkat adalah ‘Peran Dokter dalam Transformasi Jamu di Dunia Kedokteran sebagai Jembatan Menuju Kesehatan Holistik di Era Modern’. 

Pada seminar tersebut Irwan Hidayat, Direktur Sido Munkul, berkesempatan menjelaskan cara Sido Munkul memproduksi dan mengautentikasi produknya kepada 150 dokter yang hadir dalam seminar tersebut. 

“Tujuan kami memperkenalkan jamu kepada para dokter bahwa Tuhan telah memberikan kita sumber daya hayati yang melimpah, harus ada maksud dan tujuannya. Sido Mankul akan melakukan autentikasi yang benar,” kata Irwan, Sabtu (18/1/2025). .

Tak hanya itu, mereka juga membuka Gerai Sehat Sido Munkul di RS Unggul Karsa Medica Bandung. Keberadaan Toko Sido Munkul Sehat Kedelapan merupakan salah satu bentuk inovasi yang bertujuan untuk memperkenalkan obat herbal kepada masyarakat luas. 

“RS Unggul Karsa Medica merupakan RS kedelapan (kios Sido Munkul yang dibuka. Sumbangan pertama RS Penti Vilasa Semarang, RS Bang Karno Solo, RS Banyumanik Semarang, RS Bali Mandara, RS Ari Kanti Ubud Giniyar Bali, RS Islam Jakarta Sempaka Putih, dan RS Eukrida Jakarta).Dengan kerjasama, Sido Munkul Mulika “Kami ingin memperkenalkan obat-obatan agar berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat,” kata Irwan.

Erwan mengatakan Gerai Sehat Sido Munkul merupakan salah satu bentuk terobosan untuk membantu kesembuhan pasien.

“Ini merupakan terobosan di rumah sakit formal. Kami melakukan admisi sehingga pasien bisa menentukan sendiri pilihan pengobatannya,” kata Irwan.

Pada kesempatan yang sama juga, Irwan menjelaskan bahwa produk-produk yang ada di gerai telah melalui berbagai tahapan penelitian dan kualitas produk tetap terjaga sesuai standar yang berlaku sehingga dapat masuk ke rumah sakit. 

Melalui kerjasama tersebut, mereka juga berharap jamu dapat menjadi pelengkap atau pendukung pelayanan kesehatan formal. 

Ashavad, Direktur PJS RS Ungul Karsa Medica, tentang transformasi pengobatan herbal dalam dunia kesehatan modern. Louisiana MM., MH. Ia berharap pihaknya dapat melanjutkan pembangunan yang ada saat ini sebagai rumah sakit pendidikan satelit yang gaungnya ‘kembali ke alam’. 

“Obat herbal ini termasuk dalam kelompok gratis sehingga dapat dikonsumsi tanpa resep dokter. Sedangkan penggunaan obat kimia dan obat herbal baru dimulai dan sedang dievaluasi, kata dr. kata Louisiana.

Ia juga mengatakan manfaat fitofarmaka ini akan lebih ekonomis untuk melindungi kesehatan masyarakat di masa depan.

Dr. Luciana juga berharap dapat meningkatkan kehadiran Toko Sehat Sido Munkul di RS Ungul Karasa Medica dengan kemajuan teknologi dan pengobatan. 

IDI mendukung transformasi jamu

Senada dengan harapan Sido Munkul, Ketua IDI Wilayah Jawa Barat Dr. Nostalgia Luthfi Sp.PD, Subsp. HOM (K), FINASIM, MMRS, FISQua, IDI menyampaikan, Jabar mendukung penuh transformasi jamu dalam pengobatan di dunia kesehatan modern. 

“Obat modern ini digolongkan menjadi 3 kategori yaitu jamu, jamu, dan fitofarmaka. “Ketiga hal ini bermanfaat bagi suplemen dan obat-obatan yang kita gunakan dalam kesehatan modern,” kata Dr. kata Lutfi.

Dr. Lutfi mengatakan, jika pengobatan modern dibarengi dengan jamu, maka aturannya sudah ada. Namun penerapannya di fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan belum terealisasi.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kabupaten Bandung Dr. Assep Suhandi yang turut serta dalam seminar tersebut mengaku mendapat wawasan baru tentang senyawa obat herbal dari Sido Munkul. Ia juga tidak menutup kemungkinan obat herbal bisa bermanfaat dan menjadi tolak ukur di era baru ini. 

“Ini bisa menjadi kolaborasi yang bagus antara obat kimia dan obat herbal. Selain itu, obat kimia juga bisa berdampak serius pada ginjal,” kata Dr. Assep.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *