TRIBUNNEWS.COM – Posisi ambigu Israel dalam perundingan gencatan senjata dengan Hamas kembali terungkap dalam pernyataan Qatar yang berbicara di Doha.
Bertentangan dengan pandangan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, perunding Israel mengatakan kepada mediator Qatar bahwa mereka masih mendukung rencana penarikan personel militer dari Koridor Philadelphia.
Haaretz mengutip Tribunnews yang membenarkan berita tersebut dari seorang diplomat Arab yang mengetahui pertemuan dengan David Barnea, kepala dinas intelijen Israel (Mossad), dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Katanya, Barnea langsung berangkat ke Doha untuk menginformasikan kepada Qatar mengenai situasi di Yerusalem.
Saat itu, Barnea mengatakan Yerusalem siap menerima penarikan penuh pasukan Israel (IDF) dari Koridor Philadelphia.
Menariknya, komentar Barnea mengenai posisi Yerusalem muncul beberapa jam sebelum konferensi pers Netanyahu pada Senin (4/9/2024).
Berbeda sekali dengan pernyataan Barnea, Netanyahu menegaskan kembali bahwa IDF harus tetap berada di koridor Philadelphia. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam jumpa pers, Senin (2/9/2024), menunjukkan kepada Israel peta Tepi Barat yang diduduki Israel selama 57 tahun. (X)
Pada konferensi pers tersebut, Netanyahu menekankan pentingnya mempertahankan kendali Israel atas Koridor Philadelphia, sebidang tanah sempit di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Netanyahu menyebutnya sebagai “jalur penyelamat senjata” Hamas.
Dia mengakui adanya perselisihan internal dalam pemerintahannya mengenai kelanjutan operasi militer di koridor tersebut, namun menekankan pentingnya hal tersebut bagi keamanan Israel.
Perbedaan pendapat internal yang disebutkan Netanyahu juga terbukti benar, karena posisi negosiasi Israel berbeda dengan Qatar dan pemerintah pusat.
Menanggapi berita tersebut, kantor Netanyahu membuka pintu.
Mereka tidak membantah laporan perbedaan pendapat antara perunding Qatar dan pemerintah pusat.
Di sisi lain, kantor Netanyahu meyakini komentar lawan bicaranya tentang Koridor Philadelphia di Qatar disebabkan oleh miskomunikasi.
Netanyahu mengatakan kabinet keamanan belum membahas tahap kedua perjanjian penyerahan Koridor Philadelphia.
Di sisi lain, pada hari Selasa, AS juga menyetujui proposal terbaru Israel, yang mengharuskan IDF untuk menarik diri dari daerah berpenduduk di sepanjang koridor Philadelphia selama fase enam minggu pertama kesepakatan.
Juru bicara pemerintahan Biden membuka kemungkinan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di bagian koridor yang tidak berbatasan dengan kawasan berpenduduk di perbatasan Mesir-Gaza.
(Tribunnews.com/Bobby)