TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi meninjau langsung program pembagian makanan bergizi gratis (MBG) di SD Angkasa 5 di Lanud Halim Perdanakusuma pada Senin (6/1/2024).
Dalam pengertian ini, lauk pauk yang dibagikan kepada anak-anak sekolah terdiri dari nasi, kari ayam, kacang hijau goreng, dan pisang.
Tidak terlihat susu pada menu dengan budget Rp 10 ribu per porsi.
Dalam konteks ini, Budi Arie mengatakan, hari pertama pelaksanaan MBG masih dalam tahap persiapan. Dengan demikian, masalah susu di masa depan akan teratasi.
“Tentunya jangan terlalu kecewa. Ada kritik sana-sini, wajar saja. Nanti susunya tidak siap. Yang penting nanti diurus,” kata Budi Arie kepada awak media.
Budi Arie menjelaskan, alasan mereka tidak menerima susu pada berbagai program MBG yang dilaksanakan di sekolah karena disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah dalam menyediakan cadangan susu.
“Hanya 1,3 juta yang berasal dari koperasi. 1,3 juta liter per hari. Kalau Jawa Timur ya. Koperasi susu merupakan yang terkuat di Jawa Timur. Itu sudah ada di Malang. Jakarta sulit,” ujarnya.
Meski demikian, Budi Arie mengatakan penerapan MBG di 190 Unit Pelayanan Pelaksana Gizi (SPPG) kini dilakukan sesuai aturan Badan Gizi Nasional (BGN) RI.
“Gini, langkah awal hari ini, menurut saya sudah bagus. Ada kemajuan di sana-sini,” ujarnya.
Kita baru bisa evaluasi setelah 1 bulan. Karena siklusnya, menurut BGN, pola makannya harus berbeda sampai 20 hari,” imbuhnya.
Unit Pelayanan Pelaksana Gizi (SPPG) yang dikenal dengan dapur khusus di kawasan Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma membagikan 1.500 unit makanan ke sekolah-sekolah sekitar.
Pantauan Tribunnews.com, SPPG khusus Lanud Halim Perdanakusuma berlokasi di kawasan Marseling. Terlihat sebuah gedung tinggi yang digunakan sebagai dapur untuk menyiapkan makanan bergizi.
Kawasan SPPG sangat bersih. Siapa pun yang ingin masuk wajib memakai masker dan menutup kepala agar makanan tidak terkontaminasi.
Saat kami masuk, berbagai peralatan dapur berbahan logam sudah terpasang dengan baik, mulai dari kompor hingga peralatan dapur lainnya.
Selain itu, terdapat ruang untuk pengemasan makanan, termasuk wadah makanan yang juga dicat untuk dibagikan kepada anak-anak sekolah.
Tak lama kemudian, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi turut meninjau SPPG khusus di Lanud Halim Perdanakusuma. Rupanya, ia langsung mengenakan kerudung dan masker untuk melihat sendiri persiapannya.
“Jadi hari ini saya mengunjungi DSAB, Dapur Sehat Anak Nasional yang berlokasi di Halim Perdana Kusuma, karena produksi dan distribusi paket MBG dimulai hari ini, hari ini 1.500, besok 3.000,” kata Budi Arie kepada wartawan di lokasi, Senin.
“Saya melihat menunya, cara pembuatannya, dapurnya sangat bersih dan saya bisa membantu dan mendukung program makanan bergizi gratis,” lanjutnya.
Menu utama SPPG hari pertama adalah nasi dan ayam teriyaki. Lalu ada makanan pendamping seperti refried buncis dan pisang raja yang dibagi menjadi lima kubu.
“Itu tadi ayam teriyakinya, baunya saja enak. Kacang, nasi, dan pisangnya belum saya coba,” jelasnya.
Lebih lanjut, Budi Arie melanjutkan, menu yang ditawarkan akan berbeda setiap harinya selama 20 hari ke depan hingga ada penilaian awal.
“Semuanya diperhatikan, nutrisinya diperhatikan, kebersihan dan kehigienisan bahan bakunya juga diperhatikan, cara memasaknya, penyajiannya, kesehatannya, kesehatan makanannya, peralatannya juga diperhatikan. kita masuk ke sana.
Sebaliknya, juru masak atau juru masak Jonie Kusuma Hadi yang memberikan makanan bergizi gratis ini menyiapkannya 12 jam sebelum pembagian.
Chef Spesialis Lanud Halim Perdanakusuma Jonie mengatakan, mereka dibantu 25 staf dalam menyiapkan makanan.
“Anggarannya per minggu, biaya kami Rp 10 ribu (per episode), sebenarnya tidak ada masalah, itu kemarin anggarannya Rp 10 ribu, kami masih menyesuaikan menu yang ditetapkan BGN.