Operasi Gabungan Houthi dan Milisi Irak Sasar Tiga Kapal Bawa Senjata ke Pelabuhan Haifa Israel 

Operasi gabungan Houthi dan milisi Irak mengarahkan tiga kapal bersenjata ke pelabuhan Haifa Israel 

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi Yaman mengklaim telah melakukan dua serangan terhadap kapal yang membawa peralatan militer ke pelabuhan Haifa di utara Israel, kata juru bicara Yahya Saree, Kamis.

Kelompok Houthi mengatakan serangan itu dilakukan atas koordinasi dengan Milisi Perlawanan Islam di Irak.

Kelompok Houthi mengatakan mereka menargetkan tiga kapal dalam dua operasi militer terpisah.

Mereka menggunakan “beberapa drone”, sebagai bagian dari permusuhan mereka terhadap Israel, sekutu Baratnya, dan pelayaran internasional melalui Laut Merah.

Operasi gabungan pelabuhan Haifa dilakukan sebagai respons atas pembantaian musuh Israel di kawasan Rafah, kata Saree.

“Dan musuh-musuh Israel harus melakukan operasi gabungan yang lebih baik di masa mendatang sampai agresi kriminal brutalnya berakhir dan pengepungannya terhadap wilayah tersebut berakhir serta penderitaan saudara-saudara kita di Jalur Gaza hilang,” katanya.

Sejak Israel menginvasi Gaza, Houthi telah melancarkan serangan terhadap Israel dan memutus pengiriman internasional dengan rudal dan drone.

Iran memainkan peran penting dalam agresi yang dilakukan oleh Houthi dan Perlawanan Islam Irak, yang mencoba menggunakan drone untuk menyerang kepentingan Israel dan Amerika di wilayah tersebut. Gumpalan asap terlihat Senin pagi (4 Januari 2024) dari sebuah bangunan di kota pelabuhan Eilat, di wilayah yang diduduki Israel, menyusul serangan pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh milisi perlawanan Irak di Yordania. (tangkapan layar) Hancurkan Iron Dome

Sebelumnya pada Rabu (6/5/2024)

Kelompok Houthi menargetkan lokasi militer Israel di Eilat dan mengatakan mereka telah berhasil mencapai tujuan mereka.

Sebuah rudal balistik bernama Houthi berhasil menembus pertahanan Zionist Iron Dome.

“Operasi itu dilakukan dengan rudal balistik yang disebut ‘Palestina’,” kata Houthi di Yaman dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa operasi yang dilakukan Houthi adalah untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas.

Dan sebagai respon atas kejahatan musuh Zionis terhadap para pengungsi di wilayah Rafah Jalur Gaza, mengacu pada Palestine Chronicle.

Kelompok Houthi telah menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan operasi militer untuk mendukung dan mendukung rakyat Palestina yang tertindas sampai agresi Israel berhenti.

Dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza telah dicabut.

Sementara itu, kelompok Houthi di Yaman terus mengintensifkan operasi perlawanan setelah invasi Israel ke Rafah.  Targetkan 10 kapal 

Pekan lalu, kelompok tersebut mengumumkan bahwa mereka menargetkan sepuluh kapal yang terkait dengan AS, Inggris, dan Israel di Laut Merah, Laut Arab, Laut Mediterania, dan Samudra Hindia. 

Menurut Abdulmalik al-Houthi, pemimpin kelompok tersebut, hanya dalam satu minggu, pasukan Yaman telah melakukan 27 operasi dengan rudal balistik dan jelajah, serta serangan drone.

Al-Houthi menyatakan bahwa sasaran operasinya adalah kapal-kapal yang terkait dengan kepentingan Israel, Amerika, dan Inggris.

Seperti kapal-kapal perusahaan yang melanggar larangan memasuki pelabuhan di Israel.

Pemimpin Ansarallah itu menambahkan, sejak November, jumlah kapal yang menargetkan operasi dukungan di Gaza mencapai 129 kapal.

(oln/i24/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *