TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri dan pemerintah didorong untuk bekerja sama mengembangkan kebijakan strategis guna mengatasi ketidaksesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja.
Hal ini dibahas dalam Regional Partnership Focused Discussion bertajuk “Kebijakan Pembangunan Multisektoral dan Peningkatan Peran Satuan Pendidikan Vokasi dalam Pembangunan Wilayah Sumut”.
Dalam latihan ini, dokumen kebijakan penting juga diserahkan kepada perwakilan sektor publik, dunia usaha dan media.
Dokumen ini merupakan hasil nyata dari Program Penguatan Lingkungan Kemitraan Pengembangan Inovasi Daerah yang dicanangkan pada tahun 2023 oleh Direktorat Kemitraan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI).
Idham Kamil, Direktur Politeknik Negeri Medan, menegaskan kertas kebijakan tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan dunia industri di Sumut.
“Kami menemukan bahwa sebagian besar wilayah di Sumut merupakan perkebunan kelapa sawit yang memiliki potensi besar di wilayah tersebut. Oleh karena itu, pendidikan vokasi di Sumut akan menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan industri tersebut,” ujarnya, Minggu (8/12/2024).
Dikatakannya, hanya melalui dukungan yang kuat kita dapat memastikan lulusan kursus vokasi dapat memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja dan industri di masa depan.
Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Provinsi Sumut, Alfi Sayahriza mengatakan, kerja sama yang efektif antara sektor pendidikan dan dunia industri hanya bisa tercapai jika difasilitasi oleh kebijakan yang mendukung dan komunikasi yang mendalam.
“Banyak poin penting yang harus diprioritaskan dalam pengembangan pendidikan vokasi, salah satunya pelatihan harus fokus pada kebutuhan industri,” ujarnya.
Beliau memberikan masukan yang berharga dalam pengembangan kurikulum pendidikan vokasi.
“Kami menyarankan agar lembaga pendidikan vokasi mencari masukan langsung dari sektor industri untuk menyempurnakan kurikulumnya. “Dengan demikian, metode pendidikan bisa lebih efisien dan menghasilkan peserta didik yang benar-benar siap kerja,” ujarnya.
Ispan F Fachrudin, Koordinator Riset, Teknologi, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia WKU VI Kamar Industri (Kadin) Sumut, menekankan pentingnya masukan dari sektor industri dalam proses pengembangan kurikulum.
Cadin menghimbau agar pendidikan vokasi terus bekerjasama dengan industri untuk memastikan keselarasan antara pembelajaran dan kebutuhan dunia kerja.
“Kami mendukung langkah pendidikan vokasi agar lebih terhubung dengan industri. Pandangan pelaku industri sangat penting dalam pengembangan kurikulum agar apa yang diajarkan relevan dengan kebutuhan sektor tersebut,” ujarnya.