Laporan reporter Tribunnews.com Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi
Namun, kenyataannya perselisihan zonasi masih terus berlanjut.
Jadi, menurut dia, sekolah unggulan belum benar-benar hilang.
Hal itu ia sampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komite.
Saat zonasi ada janji tidak ada sekolah favorit tapi tidak ada kemajuan, benarkah sekarang tidak ada sekolah favorit,” kata Faqih.
“Kalau masih ada sengketa zonasi, tetap ada sekolah tercinta,” lanjutnya.
Faqih menjelaskan, sekolah tersebut masuk kategori favorit siswa karena dua alasan.
Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini guru yang baik dan hebat.
Kedua, tempat belajar menjadi incaran siswa karena lingkungan dan infrastruktur sekolah yang baik.
Terkait guru yang baik, menurutnya, Kemendikbud belum menjelaskan kepada Komite XDPR apakah guru akan didistribusikan secara merata ke sekolah lain.
“Setidaknya ada dua alasan sekolah favorit. Pertama, SDM dan gurunya bagus. , “tidak ada penyebaran,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga gagal menjelaskan upayanya meningkatkan jumlah sekolah berkualitas dari segi sarana dan prasarana.
Kedua, sarana dan prasarana. Buat apa orang mau sekolah di sana, infrastrukturnya bagus, katanya.