Pertama Kali Pasca Penggulingan Assad, Kantor HAM PBB Akan Kirim Tim ke Suriah 

TRIBUUNNEWS.COM – Kantor Hak Asasi Manusia PBB akan mengirimkan tim ke Suriah minggu depan untuk pertama kalinya sejak jatuhnya rezim Assad.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara PBB Thameen Al-Kheetan dalam jumpa pers, Jumat (20/12/2024).

“Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB akan mengirimkan tim kecil pejabat hak asasi manusia. di Suriah minggu depan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun setelah penggulingan Presiden Bashar al-Assad,” kata Tameen al-Khitan seperti dikutip oleh Al-Arabiya.

Al-Khitan mengatakan sekelompok kecil pejabat hak asasi manusia akan ditugaskan mengawasi transisi pemerintahan Suriah.

Secara khusus, ia akan mendukung isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia di Suriah.

“Penting bagi kami untuk mulai membangun kehadiran kami,” katanya.

Tim hak asasi manusia PBB sebelumnya tidak diizinkan mengakses Suriah.

“Di bawah pemerintahan Assad, tim hak asasi manusia PBB tidak diizinkan memasuki Suriah selama bertahun-tahun,” kata al-Khitan.

Oleh karena itu, tim hak asasi manusia PBB hanya dapat menyelidiki pelanggaran di Suriah dari jarak jauh.

Selain tim hak asasi manusia PBB, penyelidik PBB juga diperkirakan akan mengunjungi Suriah untuk mencari bukti pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat di bawah rezim Assad. Amnesty International menyerukan agar pelaku pelanggaran hak asasi manusia di Suriah diadili.

Sebelumnya, organisasi hak asasi manusia Amnesty International menyerukan agar pelaku pelanggaran hak asasi manusia di Suriah diadili.

Menurut Amnesty International Jatuhnya Assad adalah kesempatan bersejarah untuk mengakhiri pelecehan selama bertahun-tahun di Suriah.

Demikian kata Agnès Callamard, direktur kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London. Minggu (8/12/2024)

“Para tersangka melakukan kejahatan berdasarkan hukum internasional dan pelanggaran hak asasi manusia berat lainnya. Mereka harus diselidiki dan, jika perlu, diadili atas kejahatan mereka,” kata Agnès Callamard, dikutip The New Arab.

Callamard menyerukan agar semua pelanggar HAM menerima hukuman seberat-beratnya.

“Semua proses hukum harus dilakukan melalui pengadilan yang adil. Dan tidak ada kemungkinan hukuman mati,” tegasnya.

Namun Callamard memperingatkan bahwa pembalasan bukanlah hal terpenting dalam menghukum pelanggar hak asasi manusia.

“Langkah terpenting adalah keadilan. Ini bukan balas dendam,” tambah Callamard.

Callamard kemudian menyalahkan Assad dan Hafez. ayahnya dalam pemerintahannya di Suriah yang bertujuan menjadikan warga negaranya menjadi korban “kejahatan perang” dan “kejahatan terhadap kemanusiaan”

Sekjen amnesti juga meminta semua pihak mengumpulkan bukti-bukti kejahatan yang dilakukan kedua pemimpin Suriah tersebut sejak dahulu kala hingga saat ini.

Tujuannya adalah untuk memastikan akuntabilitas dan memberikan bukti penting terhadap korban kejahatan mereka.

“Informasi tersebut dapat memberikan bukti penting tentang nasib orang hilang. dan dapat digunakan dalam penuntutan dan persidangan pidana di masa depan berdasarkan hukum internasional,” tambah Callamard.

Mengumpulkan semua bukti ini akan sangat membantu keluarga korban.

“Bagi puluhan ribu keluarga yang dihilangkan secara paksa di Suriah, pembebasan tahanan dari penjara di seluruh negeri meningkatkan kemungkinan mereka mengetahui nasib orang yang mereka cintai yang hilang,” kata Callamard.

Dia meminta komunitas internasional untuk membantu para korban Assad mendapatkan keadilan.

Menurut Pemantau Perang Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sekitar 60.000 orang tewas akibat penyiksaan atau kondisi mengerikan di pusat penahanan Al-Assad.

Bashar al-Assad juga diduga melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan penyiksaan.

Namun, Assad berulang kali membantah tuduhan tersebut.

Seperti yang diketahui semua orang, Assad telah berkuasa bersama ayahnya di Suriah sejak tahun 1971.

Pada masa pemerintahannya, Bashar al-Assad diduga melakukan pelanggaran HAM dan penyiksaan.

Tak hanya itu, perang saudara di Suriah yang telah berlangsung selama hampir 14 tahun telah memakan korban jiwa sebanyak 500.000 orang.

Beberapa lokasi telah ditemukan dengan puluhan jenazah yang diyakini menjadi korban rezim Assad.

Seperti kuburan massal dan gudang obat-obatan.

Sementara itu Al-Assad juga digulingkan oleh pemberontak dalam serangan besar yang berpuncak pada perebutan ibu kota Damaskus pada hari Minggu.

Setelah digulingkan, Assad dilaporkan meninggalkan Suriah dan tetap tinggal di Moskow. Setelah menerima tawaran suaka dari Rusia

Demikian dilansir kantor berita Rusia Interfax, Minggu (12/8/2024).

Assad tidak hanya akan meninggalkan Suriah bersama keluarganya.

Kabar ini dibenarkan oleh Peskov.

Peskov mengatakan Assad telah diberikan suaka di Rusia. Dan diklarifikasi bahwa keputusan tersebut dibuat oleh Presiden Vladimir Putin.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel lain terkait konflik Suriah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *