Pj Gubernur Heru Budi Punya Ide Bangun Pulau untuk Lokasi Pengolahan Sampah Daerah Khusus Jakarta

Laporan Jurnalis Berita Kota Fitriyandi Al Fajri

BERITA TRIBUN.

Langkah ini diambil mengingat jumlah penduduk di DKI Jakarta yang semakin meningkat sehingga semakin sulit mendapatkan ruang untuk pengelolaan sampah dan sampah.

Heru mengatakan, pembangunan pengolahan sampah di Jakarta sangat mendesak, apalagi mengingat kapasitas Instalasi Pengolahan Sampah (TPST) Bantargebang Kota Bekasi yang dimiliki Pemprov DKI sangat tinggi.

Pembangunan pulau sampah ini juga akan menggunakan sedimen atau lumpur yang dikeruk dari 13 sungai di wilayah DKI Jakarta.

Pengumpulan sedimen dari 13 sungai di Jakarta diduga menjadi masalah karena tidak ada tempat pembuangan setelah terendam.

“(Pembuangan sampah) TPST ke Bantargebang sudah tidak memungkinkan, bahkan di Jakarta (tempat) terbatas,” kata Heru di DKI. Tidak mungkin, kita tidak akan bisa mengumpulkan sampah dalam 10 tahun ke depan.

“Jadi tinggal tentukan tempatnya pulau di sini, mau jadi siapa, segala macam sisa-sisanya akan kita ambil kembali, nanti dijadikan pulau,” kata Heru.

Menurut Herun, konsep ini diterapkan oleh berbagai negara di dunia untuk mengatasi permasalahan sampah. Misalnya, terdapat pulau sampah dan fasilitas pengolahan sampah di Singapura, Maladewa, dan Jepang.

“Dari mana datangnya teknologi? Bawa ke sini, buat ke sini konsep Singapura. “Kalau bisa (proyek pulau) ini akan dilaksanakan pemerintah pusat untuk membuang sampah di Bekasi, Jakarta, Depok, Tangerang dan sejenisnya,” kata Heru.

Heru menjelaskan, jumlah sampah di TPST Bantargebang terus meningkat dan pemerintah harus terus mengembangkan teknologi yang mampu mengelola sampah tersebut.

Jika pemerintah melarang perluasan TPST, ke mana warga Jakarta akan membuang sampahnya?

Sementara itu, dibutuhkan lahan yang luas untuk membangun teknologi pengelolaan sampah seperti Intermediate Treatment Facilities (ITF) dan Refuse Emissions (RDF).

Di sisi lain, ketersediaan lahan di Jakarta sangat terbatas.

“Kalau mengolah segala macam sampah pakai ITF, harus ada tempatnya. Iya, tempat ini bagus, bisa apa saja, tapi itu jalur sampah.” “Hasilnya bagus, tapi warga yang menggunakan truk sampah melewati rumah warga,” ujarnya.

Heru menambahkan, pembangunan pulau itu bisa dilakukan di ujung Saluran Air Timur (KBT) yang berbatasan dengan Teluk Jakarta di Kecamatan Rorotan, Jakarta Timur.

Jaraknya sekitar lima kilometer dari pusat pengolahan sampah CBT hingga Teluk Jakarta.

“Kalau saya mudah, saluran banjir Rorotan Timur dihentikan, saya lanjutkan ke sana, (Pemerintah) Bekasi juga bisa pakai,” ujarnya. (faff)

Artikel di WartaKotalive.com Kelebihan kapasitas TPST Bantargebang ini menyarankan Heru Rorota sebagai lokasi pengembangan pulau sampah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *