Hizbullah Masuki Fase Baru Lawan Israel, Deklarasikan Pertempuran Terbuka

TRIBUNNEWS.COM – Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan Hizbullah kini memasuki babak baru, yakni perang terbuka melawan Israel.

Ia berjanji mengakhiri penderitaan warga Israel yang mengungsi ke Israel utara, wilayah Palestina.

Naim Qassem mengatakan Hizbullah menderita karena pengungsian warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza dan masyarakat Lebanon di perbatasan.

“Kami akui kami sedang berjuang. Kami adalah manusia. Tapi saat kami menderita, Anda (Israel) akan menderita,” kata Naim Qassem dalam pidatonya, Minggu (22/9/2024).

Dia menegaskan kembali komitmen Hizbullah untuk mendukung perlawanan Palestina di Gaza.

“Dukungan Lebanon akan terus berlanjut, tidak peduli berapa lama, sampai perang di Gaza berhenti,” ujarnya.

“Kita telah memasuki fase baru yang disebut fase pertempuran,” tambahnya, dikutip Aawsat. Israel melakukan Kejahatan Perang

Menurut Naim Qassem, Israel melakukan tiga kejahatan.

“Israel telah melakukan 3 kejahatan yang menyedihkan bagi kami, dan itu mewakili kekejaman tertinggi,” kata Naim Qassem.

“Israel menargetkan anak-anak, profesional, apotek, rumah dan semua kehidupan yang bermartabat dan aman, dan bukan hanya pejuang, dan ini tidak membenarkan orang-orang yang menjadi sasaran,” katanya, ketika berbicara tentang serangan Israel baru-baru ini di Lebanon Selatan.

Hal itu diungkapkannya saat menghadiri pemakaman Ibrahim Aqeel, pemimpin kelompok radikal Radwan Hizbullah dan 15 anggotanya yang dibunuh Israel dalam serangan udara di distrik Dahiya, distrik Beirut, Lebanon pada Jumat (20/9/2024).

“Ibrahim Aqeel adalah pemimpin dan pendiri Tentara Al-Radwan. Dia adalah seorang syahid di Yerusalem dan Palestina, medan pertempuran jihad yang terhormat,” katanya.

“Israel menginginkan serangan terhadap para pemimpin Al-Radwan untuk melunakkan oposisi, membangkitkan semangat rakyatnya untuk menentangnya, dan memulihkan front yang didukung Gaza untuk mengembalikan rakyat ke utara, namun kekuatan oposisi telah mencapai tujuan ini. , “katanya. . 

“Kami dengan cepat mengatasi guncangan ini dan kembali ke posisi kami dengan kuat dan stabil, dan masyarakat mendukung kami,” lanjutnya.

“Kami kembali dengan kuat, dan penjualan akan menjadi buktinya,” tambahnya.

Naim Qassem juga mengancam sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), dengan kehancuran.

“Anda orang Amerika berada di selatan, dan tidak ada yang akan mempercayai Anda, dan Anda akan bergabung dengan Israel, yang pasti akan jatuh,” kata Naim Qassem, seperti dilansir Al-Arabiya.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina dan perjuangan melawan Israel di perbatasan selatan Lebanon dan di utara Israel, wilayah yang diduduki Palestina.

Hizbullah berjanji berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Korban Meninggal di Jalur Gaza

Sementara itu, Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah lebih dari 41.431 orang dan 95.818 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (22/9/2024), dan kematian 1.147. di wilayah Israel, laporan dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk memerangi pemukiman Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengatakan 101 sandera hidup atau mati dan Hamas masih buron di Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *