KPK Cegah 8 Orang Terkait Kasus Korupsi Pengolahan Karet Kementerian Pertanian

Reporter Tribunnews.com Ilham Ryan Pratama melaporkan

Tribun News.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melarang delapan orang ikut serta dalam perkara yang diduga korupsi pengadaan barang/jasa produksi karet di Kementerian Pertanian (Kemantan) tahun anggaran. 2021-2023 adalah tahunnya

“Ada delapan orang yang ditahan,” kata Juru Bicara KPK Tessa Maharadhika kepada wartawan, Senin (2/11/2024).

Namun Tessa tidak membeberkan identitas dan status hukum kedelapan orang tersebut.

Di sisi lain, hari ini tim penyidik ​​KPK meminta agar kasus tersebut diusut.

Tessa belum bisa membeberkan status pencariannya saat ini karena proses pencarian masih berlangsung.

Soal status penggeledahan, karena masih aktif belum bisa diumumkan. Jumlahnya hanya 1 tempat. Hasil penggeledahan berupa uang, dokumen, barang bukti elektronik, kata Tessa.

Dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa pabrik karet di Kementerian Pertanian tahun anggaran 2021-2023 menjadi isu baru yang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Saat ini kami sedang mengurus soal pembelian barang, saya lupa namanya, tapi asam digunakan untuk membuat karet kental. Dulu disebut asam format. Nama itu ada untuk menggambarkan karet. “Terbuat dari kompos,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahyu dalam keterangannya, Jumat (29/11/2024).

“Tapi asam ini kita beli, jadi yang kita punya, ada pabrik pupuk di Jawa Barat yang memproduksi asam ini. “Perlu dilapisi karet,” lanjut Kapolsek bintang satu itu.

Asp mengatakan Kementerian Pertanian telah membeli dan membeli produk. Buah-buahan tersebut kemudian dibagikan kepada para petani. 

Namun diasumsikan telah terjadi inflasi harga atau mark up.

“Semua yang terjadi adalah inflasi. Jadi harga yang tadinya dijual misalnya Rp 10.000 per liter, sekarang menjadi Rp 50.000 per liter, kata Assep.

Asep mengatakan KPK telah menetapkan beberapa orang sebagai tersangka. 

Namun, dia belum mau mengungkap identitas lengkapnya karena proses penyelidikan masih berjalan.

Kalau tersangka datangnya belakangan ya karena saya lupa ingat, kata Assep.

Nanti kita bicarakan, termasuk dampak buruknya terhadap negara, imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *