Laporan Jurnalis Tribunnews.com Ilham Lian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah tudingan penunjukan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merupakan bentuk politisasi untuk mengganggu jalannya Konferensi PDIP ke-6.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Setho Budiyanto mengakui, penunjukan Hast murni soal penegakan hukum.
“Apakah keputusan ini dipolitisir? Ini jawaban yang sama, murni penegakan hukum. Lalu di DPR ada parpol yang turun tangan. Ya, sampai saat ini kita yang jadi pemimpin dan, saya sama sekali tidak punya informasi atau pendapat mengenai hal itu. “Parlemen dan segala macamnya,” kata Setoyo, Selasa (24 Desember 2024) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.
Setoyo mengatakan, lima orang teratas terlibat dalam proses pengungkapan dan penamaan terkait kasus Hasto. Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Jumat, 20 Desember 2024.
Selain lima pimpinan staf tetap, anggota Wakil Divisi Penegakan Hukum juga akan hadir sebagai staf tetap.
Jadi menurut saya keputusan itu sudah tepat dan itulah yang menghasilkan perintah penggeledahan, kata Setoyo.
Sebelumnya, Pengurus PDIP sekaligus Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudiyatmo mengaku kaget KPK menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka.
Selanjutnya, penetapan tersangka dilakukan jelang HUT ke-52 berdirinya PDIP dan Musyawarah PDIP ke-6.
Seorang pria bernama FX Rudy mengatakan, tersangka mungkin teridentifikasi sebagai gadis dari kelompok tertentu.
Hal itu diungkapkan Rudy saat ditemui di rumahnya di Pekan Sawit, Jebres, Selasa (24 Desember 2024).
Rudy juga menyebut Hasto Kristiyanto terkait dengan konferensi PDI Perjuangan yang dijadwalkan digelar pada 2025.
Kedua, pelaksanaan Kongres Partai ke-6 sudah dekat. Nah, dari pada kita berspekulasi atau berpikiran negatif, sebaiknya kita bertanya saja, kenapa sekarang kita meragukan Sekjen?
Meski demikian, FX Rudy tak berniat menuduh siapa pun yang dianggap perempuan dalam kasus ini.
“Kami tidak pernah mau mengkritik siapa pun, tapi pimpinan partai PDI Perjuangan di seluruh Indonesia bersedia menjaga harkat dan semangat partai. Itu yang pertama,” ujarnya.
Kedua, tentu saja saya akan melindungi, menjamin dan menaati Presiden Megawati Soekarnoputri. Dan yang ketiga, saya siap melawan siapapun yang mencoba mengganggu jalannya konferensi partai. Seluruh pengurus PDIP Solo berdedikasi, bahkan berdedikasi. dia menambahkan.