Laporan jurnalis Tribunnews.com Aysia Nursyami
BERITA TRIBUN. negara.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyebaran flu burung.
Tolong. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Uddhi Pramono menegaskan, meski flu burung dinilai berisiko rendah terhadap kesehatan manusia, namun tetap diperlukan langkah-langkah prioritas.
“Penyebaran flu burung harus kita waspadai. Upaya pencegahan dini menjadi kunci untuk melindungi masyarakat,” ujarnya dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Kamis (9/1/2025).
Surat edaran ini memberikan arahan strategis kepada pihak-pihak yang dituju surat tersebut.
Langkah awal tersebut antara lain memperkuat sistem surveilans, meningkatkan kapasitas deteksi dini fasilitas layanan kesehatan dan laboratorium untuk melacak kasus.
Serta kolaborasi lintas sektor dengan pendekatan One Health.
Masyarakat juga berperan aktif dalam pencegahan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Beberapa langkah yang disarankan untuk melindungi diri dan lingkungan antara lain menghindari kontak langsung dengan unggas yang sakit atau mati mendadak.
Laporkan kejadian tersebut ke departemen peternakan setempat.
Dan jika Anda mengalami gejala seperti demam, batuk, atau sesak napas, segera periksakan diri Anda.
“Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, profesional kesehatan, dan masyarakat, kita dapat mengurangi kemungkinan penyebaran flu burung, sekaligus menjamin perlindungan kesehatan masyarakat,” tambah Dr. Udihi.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan daerah endemis virus flu burung, dan virus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) terus beredar.
Pada bulan Desember 2024, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) juga mengindikasikan adanya peningkatan kasus flu burung pada mamalia di berbagai negara.