Laporan jurnalis Tribunnews.com Aisya Narsyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pihak berwenang India telah mengkonfirmasi kasus pertama human metapneumovirus atau lebih dikenal dengan HMPV.
Menurut Dewan Penelitian Medis India, tujuh orang telah terinfeksi virus tersebut pada Selasa (7/1/2025), lapor CBS News.
Dua kasus infeksi HMPV dilaporkan di kota Nagpur di India tengah pada hari Selasa.
Dua kasus dilaporkan di kota Bengaluru dan masing-masing satu di Ahmedabad, Chennai dan Salem pada hari Senin.
Kasus-kasus tersebut termasuk seorang bayi perempuan berusia tiga bulan yang dinyatakan positif terinfeksi HMPV pada hari Senin.
Kasus lainnya melibatkan seorang anak laki-laki berusia delapan bulan yang dites positif mengidap HMPV dan virus pernapasan syncytial, atau RSV.
HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas dan bawah pada orang-orang dari segala usia.
Anak-anak kecil, orang dewasa, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap penyakit parah akibat virus ini.
Menurut CDC, gejala yang umumnya terkait dengan HMPV meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.
Keberadaan virus ini menarik perhatian dunia.
Selain itu, infeksi HMPV diyakini meningkat di Tiongkok.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Texas Children’s Medical Center Plano, Dr. Carla García Carreno mengatakan tidak ada kekhawatiran mengenai kemungkinan epidemi baru.
“Virus ini sudah lama beredar, sehingga masyarakat sudah memiliki kekebalan,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).
Berbeda dengan virus Covid-19, virus ini sangat stabil dan sering berubah sehingga sangat sulit untuk dilawan.
Pemerintah pusat India pada hari Senin meminta negara-negara bagian untuk memperkuat pengawasan pernapasan dan menyebarkan kesadaran tentang cara mencegah penyebaran HMPV.
Upaya pencegahannya antara lain menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, sering mencuci tangan, dan memakai masker di tempat ramai.
“Para ahli kesehatan telah memperjelas bahwa HMBV bukanlah virus baru; virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 dan telah beredar di seluruh dunia selama bertahun-tahun,” kata Menteri Kesehatan India JP Natta.
“Sistem kesehatan dan jaringan pengawasan negara ini dalam keadaan siaga dan tidak ada alasan untuk khawatir,” tambahnya.
Natta mengatakan para korban di India tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini dan pemerintah “memantau dengan cermat situasi di Tiongkok dan negara-negara tetangga”.
Kementerian kesehatan setempat mengatakan infeksi HMPV tidak perlu dikhawatirkan.
India dikatakan siap menangani wabah apa pun karena tidak ada lonjakan penyakit pernapasan tidak biasa yang terdeteksi di negara tersebut.
“Infeksi virus biasanya merupakan kondisi ringan dan self-limiting, dan sebagian besar kasus dapat sembuh dengan sendirinya,” tutupnya.