1.000 Orang Terdampak Usai Bus Trans Metro Dewata Bali Berhenti Beroperasi 1 Januari 2025

TRIBUNNEWS.COM,- Penghentian operasional bus Trans Metro Dewata mulai 1 Januari 2025 menimbulkan dampak buruk bagi pengemudi dan karyawan lainnya.

Operator Bus Trans Metro Dewata pihak ketiga, I Ketut Eddy Darmaputra menjelaskan, total ada lebih dari 300 pengemudi dan operator di lapangan yang mengerjakan Bus Trans Metro Dewata. 

“Lebih dari 300 pengemudi dan operator di lapangan. Bayangkan jika 300 perempuan dan hampir 1.000 anak-anak terkena dampaknya,” jelas Eddy, dikutip TribunBali, Kamis (2/1/2025). 

Eddy mengatakan, bus Trans Metro Dewata akan beroperasi mulai 7 September 2024. 

Saat itu, wabah Covid-19 mulai menyebar. Banyak pekerja yang sebelumnya bekerja di industri pariwisata beralih karir menjadi sopir bus TransMetro. 

“Semua lari ke sini, kita tangkap semuanya. Sekarang (pendapatan) sopirnya bagus karena gaji sopirnya cukup bagus, hampir 6 juta, belum lagi (tunjangan) kesehatan untuk pekerjanya,” imbuhnya. 

Dulu, tidak hanya Pramudi saja, namun beberapa karyawan juga bekerja di PT. Satria Trans Jaya merupakan perusahaan yang membawahi bus Trans Metro Dewata. 

Hal tersebut dijelaskan oleh Ida Bagus Eka Budi P., SE selaku pengelola PT. Satria Trans Jaya, Operator Layanan BTS Bali (Trans Metro Dewata) saat dikonfirmasi pada Senin 30 Desember 2024. 

Eka Budi mengatakan, total jumlah karyawan PT. 317 orang sebagai Satria Trans Jaya. 

“Di PT. Ada sekitar 317 orang yang kesehariannya bergantung pada PT di Satria Trans Jaya. Satya Trans Jaya sebagai operator layanan BTS Bali. Jadi bukan hanya pilot, ada 228 pilot. Jadi totalnya 317 orang,” katanya. 

Kembali ke Pemerintah Daerah

Pengelolaan pembangunan angkutan umum berbasis jalan raya akan diserahkan kepada pemerintah daerah mulai Januari 2025 dengan skema Buy The Service (BTS) di Bali dan DI Yogyakarta.

Hal ini sesuai dengan berakhirnya Memorandum Perjanjian No.HK.201/8/16/DRJD/2019 dan Memorandum Perjanjian No.HK.201/8/11/DRJD tentang Perencanaan, Pengembangan dan Penyelenggaraan Angkutan Umum Perkotaan. di Kota Denpasar. /2019 DI tentang Perencanaan, Pengembangan dan Penyelenggaraan Angkutan Umum Perkotaan di Yogyakarta.

Berdasarkan kesepakatan bersama antara Dirjen Humas dengan pemerintah daerah tentang perencanaan, pengembangan dan penyelenggaraan angkutan umum perkotaan, maka jangka waktu pelaksanaan kesepakatan bersama tersebut berlaku selama 5 tahun terhitung sejak tahun 2019 dan berakhir pada tahun 2024. kata Plt. . Direktur Jenderal Perhubungan Darat Ahmed Yani dikutip, Kamis (2/1/2025).

Sekadar informasi, sejak dimulainya layanan ini hingga tahun 2024, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan telah memberikan insentif berupa subsidi layanan bus ramah di 11 kota antara lain Denpasar, Medan, Palembang, Yogyakarta, Surakarta. , Banjarmasin, Makassar, Bandung, Surabaya, Banyumas dan Balikpapan total terdiri dari 45 koridor.

Yani menjelaskan, kota-kota yang telah selesai kontraknya adalah Denpasar, Medan, Palembang, Yogyakarta, Surakarta, Makassar, Bandung, dan Banjarmasin.

“Di Kota Surakarta dengan 3 koridor dan Kota Banjarmasin, Medan dan Bandung, layanan Bus Sahabat BTS telah diambil alih oleh beberapa pemerintah daerah, yang seluruh koridornya dikelola oleh pemerintah daerah setempat,” jelasnya.

Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya, Makassar, dan Palembang juga telah mengambil alih 1 Koridor Bus Teman di wilayahnya sebagai upaya untuk tetap memberikan pelayanan angkutan umum yang baik kepada masyarakat.

Kepada pemerintah daerah Provinsi DI Yogyakarta dan Bali, Dirjen Komunikasi dan Informatika melakukan korespondensi resmi terkait keberlanjutan program Buy The Service, serta rencana pelaksanaan program BTS 2025 di perkotaan. .

Sesuai dengan Nota Kesepahaman, tentunya Pemerintah Provinsi Bali dan Yogyakarta diharapkan dapat melanjutkan layanan ini sebagai wujud komitmen penyediaan transportasi massal perkotaan kepada masyarakat.

“Kami berharap setiap pemerintah daerah dapat memaksimalkan anggarannya untuk penyelenggaraan transportasi massal perkotaan, dan masyarakat dapat lebih sadar menggunakan transportasi umum,” tutupnya. 

Artikel ini dimuat di Tribun-Bali.com Halte Trans-Metro Devata yang beroperasi di Bali telah berdampak pada ratusan pengemudi dan operator.

(Ni Luh Putu Wahyuni ​​​​Sari/TribunBali/Tribunnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *