TRIPUNNEWS.com – Sopir truk pengangkut barang lintas provinsi mengeluhkan maraknya pelecehan yang dilakukan preman terhadap pengemudi truk di berbagai ruas jalan di Kabupaten Mura Enim, Sumatera Selatan.
Aksi pelecehan terhadap pengemudi truk ini dilakukan secara beruntun di beberapa titik jalan di kabupaten ini.
Di antara aktivitas ilegal yang dilaporkan pengemudi truk di Desa Lampur, Tanjong Agung, Mura Enim.
Mereka berkumpul secara berkelompok dan sengaja berdiri di tengah jalan untuk mencegat truk yang lewat dan meminta sejumlah upeti.
Para preman ini biasanya meminta Rp 2.000 per orang. Nilainya memang kecil, namun pelaku tindakan keji ini banyak jumlahnya.
Preman ini biasanya menggunakan senter dan mengalihkan perhatian truk untuk menabraknya.
Penipuan sudah lama terjadi di Sumsel, dan uang saku pengemudi yang diberikan majikan pemilik truk untuk membiayai perjalanan mengantarkan barang ke tujuan, termasuk membeli bahan bakar, habis di tengah jalan. jalan
Para pencuri mencegat truk tersebut ketika mereka mengangkat tangan dan meminta uang kepada sopir truk.
Mereka biasa mengancam akan memecahkan kaca jendela truk atau melukai pengemudi jika tidak membayar.
Postingan video di akun Instagram @romansasopirtruck memperlihatkan siaran langsung perampokan di Desa Lampur dari anime Tanjung Akung Mura.
Menurut postingan tersebut, mereka tak berani melakukan tindakan ilegal tersebut saat berpapasan dengan bus antar kota atau mobil pribadi. Ngobrol tentang keluhan pengemudi truk pengangkut barang tentang aktivitas ilegal di Mura Enim, Sumsel.
Judul unggahan video tersebut adalah sebagai berikut:
Lagi-lagi ibarat pekerjaan tetap di Sumsel.
Seorang warganet mengunggah video operasi pungutan liar terhadap truk barang di Muwara Enim, Tanjong Agung, Desa Lampur, Sumatera Selatan.
Video ini direkam pada Minggu malam kemarin (11/05/25). Sebuah video memperlihatkan sekelompok orang malas menggantung truk di tengah jalan sambil mengangkat tangan dan meminta uang kepada sopir truk.
Setidaknya ada 15 orang dalam satu kesempatan, masing-masing memberikan uang sebesar 2.000 rupee dikali 15 menjadi 30 ribu rupee. Namun, menurut pengirim video tersebut, bukan satu-satunya tempat yang terjadi pungli. Misalnya, ada ancaman untuk memecahkan kaca, padahal tidak ada.
Perlu diketahui, mereka hanya berani berbuat nakal terhadap supir truk dan supir angkutan barang. Mereka tidak berani menghina sopir bus atau mobil pribadi.