TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Meskipun indeks literasi keuangan meningkat sebesar 15,7 persen sejak tahun 2022, namun literasi dan inklusi keuangan masih menjadi tantangan yang perlu segera diatasi.
Oleh karena itu, peran serta dunia usaha dalam mendukung literasi keuangan sejak dini sangat diperlukan.
Valbury Asia Futures bermitra dengan platform solusi pembelajaran literasi PiBo untuk menyelenggarakan kegiatan literasi keuangan melalui program ‘Sekolah Berdaya’ Valbury 2024.
Program ini dirancang untuk meningkatkan minat membaca siswa dan meningkatkan literasi keuangan siswa.
Diharapkan dengan penerapan modul ajar dengan materi literasi keuangan dapat memberikan pemahaman yang baik mengenai keuangan secara umum.
Program ini juga dirancang untuk memberdayakan guru melalui kegiatan pelatihan guru yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif serta meningkatkan pengetahuan guru mengenai literasi keuangan.
Program ini juga membangun sekolah berdaya dimana lingkungan sekolah menjadi contoh bagi sekolah lain dalam menerapkan pembelajaran inovatif.
Cegah semakin banyaknya guru yang menjadi korban investasi palsu dan perjudian online. Edukasi literasi keuangan sebaiknya diberikan dalam bentuk webinar dan lokakarya Literasi Keuangan 101 untuk para guru.
Dengan literasi keuangan yang baik, diharapkan mereka tidak terjerumus dalam perjudian online atau terjebak dalam investasi bodong.
Direktur Pemasaran dan Komunikasi Valbury, Caroline Haryono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program #ValburyBerbagi untuk meningkatkan literasi keuangan Indonesia; “Khususnya bagi tenaga pengajar dan anak-anak di tingkat sekolah dasar,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberhasilan program ini merupakan bukti nyata dampak positif inovasi teknologi dan buku cerita terhadap pembelajaran.
“Dengan kurang lebih 400 jam membaca yang dikumpulkan siswa selama program berlangsung, inisiatif ini tidak hanya memperkuat literasi keuangan di tingkat dasar, tetapi juga memberdayakan guru untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif,” kata Aisha Habir, Direktur BD PT PiBo Media Anak (PiBo) .
Dengan memberikan akses premium platform PiBo selama tiga bulan, guru dan siswa dapat belajar secara mandiri dan kolaboratif.
Setelah dua sesi pelatihan, guru mempunyai waktu satu bulan untuk menerapkan modul pengajaran literasi keuangan berbasis buku cerita dan menerapkan praktik yang baik bagi seluruh siswa kelas 4 dalam pembelajaran di kelas sehingga siswa dapat lebih memahami masalah uang dan keuangan secara umum.