Koresponden Tribunnews.com Rina Ayu melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di media sosial beredar virus tentang 144 penyakit yang tidak bisa dikirim ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan tersier (FKRTL).
Cerita media sosial X menyebutkan bahwa pasien yang terdiagnosis penyakit ini harus dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan primer (PHC).
Rizki Anugra, Asisten Deputi BPJS Kesehatan dan Hubungan Masyarakat, angkat bicara.
Ia menjelaskan, pengobatan ratusan penyakit di FKTP harus dioptimalkan.
Namun bukan berarti tidak bisa diselesaikan.
144 penyakit ini dapat diindikasikan sebagai indikasi medis, terutama dalam situasi darurat.
Saat dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (31/12/2024), ia mengatakan, “BPJS Kesehatan menjamin pelayanan kesehatan sesuai ketentuan terkait, termasuk resep obat.”
Urgensi pasien harusnya ditentukan oleh DPJP (Dokter yang Bertugas) dan bukan oleh pasien atau BPJS Kesehatan.
Kriteria kedaruratan mengacu pada Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018.
Dokter FKTP, baik di klinik, puskesmas, maupun praktik kedokteran swasta, dapat menegakkan 144 diagnosa lengkap di FKTP jika mengacu pada standar kompetensi dokter Indonesia tahun 2012.
Namun dalam kondisi darurat, peserta JKN bisa ke rumah sakit dibandingkan langsung ke FKTP, kata Rizki.
Berikut 144 penyakit atau diagnosis yang sebaiknya ditangani di FKTP:
1. Kejang demam
2.Tetanus
3. HIV/AIDS tidak berbahaya
4. Sakit kepala
5. Migrain
6. Bell’s palsy
7. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak
8. Gangguan somatoform
9. susah tidur
10. Benda asing di konjungtiva
11. Konjungtivitis
12. Perdarahan subkonjungtiva
13. Mata kering
14. Blefaritis
15. Ordeolum
16. Trikiasis
17. Episkleritis
18. Hipermetropia ringan
19. Miopia ringan
20. Astigmatisme ringan
21. Presbiopia
22. Rabun senja
23. Otitis eksterna
24. Otitis media akut
25. Dukungan serumen
26. Mabuk perjalanan
27. Menempel di hidung
28. Rinitis akut
29. Rinitis alergi
30. Rinitis vasomotor
31. Benda asing di hidung
32. Epistaksis
Flu
34. Pertusis
35. Faringitis
36. Radang Amandel
37. Laringitis
38. Asma bronkial
39. Bronkitis akut
40. Pneumonia, bronkopneumonia
41. TBC paru kompleks
42. Hipertensi esensial
43. Kandidiasis mulut
44. Sariawan pada Mulut (Aphtha, Herpes)
45. Gondongan
46. Infeksi usus
Radang perut
48. Gastroenteritis (termasuk kolera dan giardiasis)
49. Refluks gastroesofageal
50. Metode penyakit tipus
51. Intoleransi makanan
52. Alergi makanan
53. Keracunan makanan
Penyakit cacing merah
55. Strongiloidiasis
56. Askariasis
57. Skistosomiasis
58. Taeniasis
59. Hepatitis A.
60. Disentri basiler, disentri amuba
61. Wasir 1/2 derajat
62. Infeksi saluran kemih
63. Gonore
64. Pielonefritis kompleks
65. Fimosis
66. Sindrom Ejakulasi Kelamin (Gonore dan Non Gonore)
68. Infeksi saluran kemih bagian bawah
69. Vulvit
Vagina
71. Vaginosis bakterial
Salpingitis
73. Kehamilan normal
74. Aborsi spontan total
75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan
76. Laserasi perineum 1/2 derajat
77. Abses folikel rambut/kelenjar sebasea
78. Mastitis
79. Payudara pecah-pecah
80. Dorongan terbalik
81. Kencing Manis 1
82. Kencing Manis 2
83. Hipoglikemia ringan
Nutrisi dengan energi protein
85. Kekurangan vitamin
86. Kekurangan mineral
Dislipidemia
88. Hiperurisemia
89. Obesitas
90. Anemia defisiensi besi
91. Limfadenitis
92. Demam berdarah, DBD
93. Malaria
94. Leptospirosis (kompleks)
95. Reaksi anafilaksis
96. Cedera kaki
97.Lipoma
98. Veruka vulgaris
99. Moluskum kontagiosum
100. Sirap Komposit
101. Morbili
102. Varisela
103. Herpes simpleks
104. Impetigo 105. Impetigo ulseratif (ektima)
106. Folikulitis superfisial
107. Furunkel, karbunkel
108. Eritrasma
109. Erisipelas
110. Skrofuloderma
111. Kusta
112. Sifilis stadium 1 dan 2
113. Tina menyerah
114.Tina Barbie
115. Tinea wajahis
116. Tinea korporis
117. Tina Manus
118. Tinea unguium
119.Tina Cruris
120.Tina pedis
121. Pitiriasis mempunyai banyak segi
122. Candida pada selaput lendir lunak
123. Migran larva kulit
124. Filariasis
125. Pedikulosis ibu kota
126. Pedikulosis pubis
127
128. Reaksi terhadap gigitan serangga
129. Dermatitis kontak iritan
130. Dermatitis atopik (kecuali disiplin)
131. Dermatitis digital
132. Tisu untuk eksim
133. Dermatitis seboroik
134. Pitiriasis meningkat
135. Akne vulgaris ringan
136. Hidradenitis bernanah
137. Dermatitis periodik
138
139. Urtikaria parah
140. Exanthemoposis obat-obatan, kecanduan obat yang terus-menerus
141. Vulnus laseratum, punctum
142. Luka bakar derajat 1 dan 2
143. Penerapan kekerasan
144. Kekerasan yang disertai kekerasan