Laporan reporter Tribunnews.com Namir Yunia
TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT – Militan sayap kanan Lebanon, Hizbullah, merilis video lain dari misi drone di Dudok, menunjukkan beberapa situs penting militer Israel ditangkap oleh drone-nya.
Dalam video berdurasi 8 menit berjudul “Apa yang dibawa kembali oleh bagpipe.” Hizbullah telah menunjukkan keberhasilannya dalam menerobos sistem pengawasan dan penyadapan Israel dan mampu memata-matai kediaman komandan Israel di Israel utara, Iron Dome dan tempat penyimpanan jet, garasi militer dan pabrik amunisi.
Tak hanya itu, menurut Al-Mayadeen, drone Hizbullah juga berhasil mencapai kawasan pangkalan Ramat David, yang merupakan pangkalan udara tentara pendudukan Israel di utara, 46 kilometer dari perbatasan dengan Lebanon.
Keluarnya video misi drone Hoopoe sengaja disiarkan oleh Hizbullah sebagai sinyal kepada Perdana Menteri Netanyahu bahwa milisi Lebanon memiliki kemampuan militer dan intelijen yang dapat menghancurkan pertahanan Israel setiap saat.
“Hizbullah mengatakan itu adalah pesan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang berada di Amerika Serikat, bahwa mereka siap jika dia memutuskan untuk memperluas konfrontasi dengan kelompok militan tersebut,” kata Zeina Khodr dari Al Jazeera.
Netanyahu dan pejabat senior Knesset belum mengomentari rilis video drone Hoopoe, namun media Israel memperingatkan bahwa dokumentasi Hizbullah tentang Pangkalan Udara Ramat David sangat mengganggu dan berbahaya karena dokumentasi tersebut menunjukkan situs yang sangat sensitif di Israel.
Media Israel Ma’ariv menyatakan bahwa video Hizbullah, yang berdurasi lebih dari delapan menit, jelas menunjukkan kelemahan Israel karena drone Hizbullah diizinkan terbang bebas di atas pangkalan udara Ramat David dan merekam apa pun yang mereka inginkan tanpa gangguan atau upaya apa pun untuk mencegat drone mereka. .
“Mereka membaca kami seperti buku terbuka. “Ini sangat memprihatinkan, bukan hanya karena Hizbullah berhasil mengelak dari radar dan seluruh sistem pertahanan udara, tapi ini menunjukkan kelemahan Israel dan memalukan,” jelas media Hizbullah Israel yang berjanji akan menghentikan pemboman Israel.
Dalam pernyataan terpisah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan berhenti membom wilayah Israel dengan rudal canggih, termasuk rudal Katyusha.
Hal itu diungkapkan Hizbullah dengan syarat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menghentikan invasi dan menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza, seperti dikutip Anadolu.
Komentar Nasrallah muncul ketika konflik lintas batas selama berbulan-bulan antara Hamas dan Israel mencapai titik didih, sehingga jumlah korban sipil di Gaza mencapai 39.000 orang.