TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan Iran dan kelompok oposisi Teheran untuk tidak menyerang Israel.
“Setiap tindakan militer terhadap kami akan menimbulkan konsekuensi serius, tidak peduli dari mana asalnya,” kata Netanyahu kepada pejabat Israel dalam pidatonya, Kamis (1/8/2024).
“Israel siap menghadapi keadaan darurat apa pun, baik terkait keamanan atau opsi serangan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Iran dan Hamas mengancam akan membalas Israel menyusul pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Hamas, dan penyerangan pada Rabu (31/7/2024) di mana ia sedang beristirahat saat berkunjung ke Teheran, Iran. . ) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Hanih dan pengawalnya Wasim Abu Shaaban, namun militer Israel membantah tuduhan Hamas.
Netanyahu mengakui pembunuhan Israel terhadap Fuad Shukra, seorang komandan Hizbullah, di Beirut, Lebanon pada Selasa malam (30/7/2024), sehari sebelum pembunuhan Ismail Haniyeh.
“Hari-hari sulit akan datang. Sejak serangan di Beirut, ketakutan meningkat di mana-mana, namun Israel akan tetap bersatu dan tegas melawan ancaman apa pun,” kata Netanyahu.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, merupakan tanggung jawab Iran untuk membalas kematian Ismail Hanih karena terjadi di Teheran, ibu kota Iran.
Ali Khamenei mengatakan pada hari Rabu, “Penjahat dan teroris telah membuka jalan bagi hukuman berat bagi Zionis.
Kepala Staf Angkatan Darat Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan bahwa Iran dan Poros Perlawanan sedang mempertimbangkan tanggapan terhadap Israel.
Iran sedang bernegosiasi dengan poros perlawanan untuk membayar harga darah kepala biro politik Hamas (Ismail Haniyeh), katanya di sela-sela pemakaman Ismail Haniyeh dan Wasim Abu Shaban di Teheran, Iran. Dilaporkan oleh Al Arabi. Hubungan antara Israel dan Iran
Hubungan antara Israel dan Iran rusak pada tahun 1979 setelah Revolusi Iran yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Revolusi tersebut menggulingkan kekuasaan Shah (Raja) Mohammad Reza Shah Pahlavi dari Iran yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel.
Setelah Revolusi Iran, Israel menuduh Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, mendukung kelompok perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, Irak, Lebanon dan Suriah – Israel, AS, menolak serangan terhadapnya. Sekutu dan pengaruhnya di Timur Tengah.
Israel, AS, dan sekutunya mengidentifikasi mereka sebagai poros perlawanan yang didukung oleh Pasukan Quds Iran dan diorganisir untuk mendukung kekuatan Iran di kawasan.
Israel saat ini berperang dengan Hamas di Jalur Gaza, yang didukung oleh Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan Perlawanan Islam Irak, yang juga menargetkan Israel.
Sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Selasa (30/7/2024) jumlah warga Palestina yang tewas mencapai lebih dari 39.400 orang dan 90.996 lainnya luka-luka, serta Israel dari Anadolu Agency 1.147 orang meninggal di wilayah tersebut.
(Tribunnews.com/Unita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel