Standar Mutu Produk Bikin Produktivitas Industri Mamin Naik Hingga 15 Persen

Laporan jurnalis Tribunnews.com Lita Febriani 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri makanan dan minuman terus menunjukkan kinerja positif. Pada triwulan III tahun ini, industri makanan dan minuman mencapai pertumbuhan sebesar 5,82%, melebihi pertumbuhan PDB nasional sebesar 4,95%.

Pada periode yang sama, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 40,17% terhadap PDB, sedangkan industri pengolahan nonmigas menjadi penyumbang PDB terbesar. 

Untuk lebih meningkatkan daya saing industri makanan dan minuman, Kementerian Perindustrian menetapkan standar mutu.

Andi Rizaldi, Kepala Badan Standar dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, mengatakan pengenalan ISO 9001:2015, standar internasional manajemen mutu sistem, diyakini akan mewujudkan hal tersebut. perusahaan untuk meningkatkan efisiensi proses, konsistensi produk dan kepuasan pelanggan. 

Selain itu, pemerintah juga memiliki standar nasional Indonesia yang harus dipenuhi oleh semua produk untuk menjaga kualitasnya bagi konsumen dalam negeri.

“Tujuan dari diberlakukannya SNI wajib pada produk industri pangan adalah untuk memenuhi standar mutu nasional, yang dapat melindungi konsumen dan memperkuat daya saing produk lokal, dan pemberlakuan SNI pada sektor UKM juga memberikan peluang untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, akses menuju pasar yang lebih besar dan efisiensi operasional,” kata Andi, Senin (23/12/2024).

Kementerian Perindustrian dan Badan Standar Nasional (BSN) menerima ISO 9001:2015 dan SNI menjadi ISO 9001:2015. Standar ini mendukung terciptanya budaya kerja yang baik dan tercapainya tujuan perusahaan secara optimal. 

Meskipun standar mutu sangat penting, namun terdapat banyak kendala dalam penerapan ISO 9001:2015 dan SNI wajib di sektor UKM, antara lain biaya sertifikasi yang tinggi, kurangnya pengetahuan dan prosedur yang rumit. 

Proses sertifikasi memerlukan investasi yang besar, mulai dari pelatihan hingga audit yang rumit, yang berarti banyak usaha kecil dan mikro tidak memahami pentingnya sertifikasi.

Berdasarkan data Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Agroindustri Bogor (BBSPJIA), industri kecil dan menengah (UKM) yang menerapkan standar mutu dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.

Misalnya. Kepala BBSPJIA Bogor Siti Rohmah Siregar mengatakan produktivitas UKM yang memiliki atau menerapkan SNI/ISO akan lebih tinggi 14% dibandingkan yang tidak.

Faktanya, UKM yang memenuhi kedua standar kualitas tersebut memiliki produktivitas 15% lebih tinggi dibandingkan UKM yang tidak memenuhi keduanya.

Harapannya, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama mengatasi tantangan yang ada sehingga industri pangan khususnya sektor UKM dapat memanfaatkan peluang ini untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, kata Siti.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *