Kisah Warga Muara Angke Korban Banjir Rob: Bengkel Tutup, Kompresor Mengambang, hingga Susah Makan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Warga Muara Angke, Jakarta Utara, yang menjadi korban banjir yang melanda kawasan itu sejak sepekan lalu, punya banyak cerita pilu.

Misalnya saja Yati, perempuan berusia 45 tahun yang rumahnya hancur terendam banjir.

Sekitar 300 meter dari rumah Yati, pasangan itu sedang duduk di depan sebuah bengkel sepeda motor. 

Mereka adalah: Vasrin (50) dan Marnizal (47).

Bengkel tersebut, dengan pintu kayunya yang tertutup sebagian, mengeluarkan air setinggi sekitar 90 sentimeter.

Senada dengan Yati, Marnizal menyebut banjir tahun 2024 ini merupakan banjir terbesar dan terpanjang. 

Bahkan pada bulan November lalu sempat terjadi banjir selama beberapa hari.

“Itu yang terjadi kemarin. Enam hari seperti hari ini. Biasanya tidak lama,” kata Marnizal kepada Tribunnews, Rabu (18/12/2024).

Marnizal membuka workshop ini bersama istrinya pada tahun 2010. 

Namun dampak banjir dinilai paling parah. 

Wanita kelahiran Jambi ini mengatakan, dirinya dan suaminya juga mengalami kendala dalam hal pangan. 

Hal ini berdampak pada usaha suaminya yang beberapa hari terakhir tidak buka.

Bahkan mesin udara (kompresor) seperti melayang di depan bengkel, tidak tahu akan menyala atau tidak.

“Bukan hanya (sirkulasi) yang turun lagi, tapi masyarakat juga tidak makan. “Mereka belum dapat uangnya, sudah kebanjiran,” ujarnya.

Ia pun memutuskan untuk tidak pindah rumah karena tidak memiliki kerabat dekat. 

Saudara laki-laki suaminya sebagian besar tinggal di Kabupaten Tangerang, Banten.

Mereka memiliki dua orang anak yang tinggal di Palembang, Sumatera Selatan dan Mangga Dua, Jakarta Pusat. Namun, dia tidak bisa tinggal di rumah putranya di Jakarta karena putranya tinggal di wisma kecil.

Banjir Rob diperkirakan terjadi hingga 20 Desember

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga pesisir Jakarta mewaspadai bencana alam banjir pada akhir tahun 2024.

Direktur Eksekutif BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Aji mengatakan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak banjir diperkirakan terjadi pada 20 Desember 2024.

Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan mengatakan agar perahu karet atau sekoci dll. menyiapkan alat darurat seperti

“Jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat, harap segera menghubungi call center Jakarta Siaga 112,” imbuhnya.

BPBD DKI berupaya menangani banjir di wilayah pesisir utara Jakarta, khususnya di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ankol dan sekitarnya. 

Isnawa Aji menjelaskan, banjir tersebut disebabkan tingginya permukaan air dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, menurut Isnawa, faktor lain yang menjadi penyebab naiknya permukaan air laut, penurunan permukaan tanah, dan perubahan iklim.

Pengelolaan banjir meliputi pembangunan infrastruktur Giant Seawall, perbaikan sistem drainase dan pemulihan sungai, pembangunan waduk dan waduk, pembangunan sumur resapan dan pengelolaan air tanah, sistem peringatan dini dan pemantauan, pendidikan dan penyadaran. pengaturan kemasyarakatan, pemukiman kembali dan wilayah, serta kerjasama dengan swasta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *