TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Hizbullah Lebanon melancarkan serangan roket di Israel utara pada Rabu (4/9/2024).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sekitar 65 roket ditembakkan oleh Hizbullah.
Jerusalem Post mengatakan serangan itu adalah yang terbesar yang dilakukan Hizbullah sejak bulan lalu.
Serangan terbesar bulan lalu melibatkan 48 roket dan sirene peringatan.
Setelah serangan terakhir ini, terjadi kebakaran di banyak tempat di Kiryat Shomona dan sekitarnya.
“Stasiun nomor 102 telah menerima beberapa laporan adanya kebakaran dan kerusakan bangunan di area terbuka. “Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian pada waktu yang sama dan akan berupaya menyelamatkan nyawa,” kata pengawas keamanan Rabbi Reshoff Roy, mengutip Mariv.
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di halaman sebuah rumah di Kiryat Shomona, berusaha mencegahnya menyebar ke dalam gedung.
Pada saat yang sama, dua tim pemadam kebakaran di Tel Aviv mencoba menyeret ayam merah tersebut ke area terbuka dekat monumen Simba Anguruma.
Beberapa kebakaran terjadi di area terbuka dekat Beit Hillel. Area terbuka antara Dishon dan Ramot Naftali juga ikut terbakar.
Petugas pemadam kebakaran Israel dan Otoritas Lingkungan dan Konservasi sedang berupaya memadamkan api.
Israel mengklaim tidak ada korban jiwa dalam serangan Hizbullah tersebut. Namun, kerusakan telah dilaporkan di Kiryat Shomona dan daerah lainnya.
IDF menembakkan beberapa roket Beberapa roket jatuh di lapangan terbuka Ada juga laporan mengenai serangan langsung.
Ribuan pelajar Israel sedang bersekolah ketika Hizbullah menyerang. Israel belum memutuskan apakah para pelajar di Israel utara akan menghentikan kegiatan belajar.
Sebelum tanggal 25 Agustus, Hizbullah juga menembakkan 100 atau 200 roket ke Israel utara. Secara umum, Hizbullah rutin menembakkan beberapa roket setiap harinya
Sementara itu, pada 25 Agustus, Hizbullah menembakkan 250 hingga 350 roket. Itu merupakan serangan terbesar terhadap Israel dalam perang saat ini.
Sejak itu, jumlah roket yang ditembakkan Hizbullah mengalami penurunan. Hizbullah jarang menembakkan lebih dari 30 roket.
Hizbul dikatakan memiliki 140.000 roket. Sebelum perang, jumlah roket Hizbullah diperkirakan mencapai 150.000. Warga Israel Utara marah
Bulan lalu, penduduk Israel utara melampiaskan kemarahan mereka kepada pemerintah.
Mereka merasa serangan IDF di Lebanon pekan lalu “tidak cukup”. Selain itu, mereka mengaku “ditinggalkan”.
Tanggapan Israel terhadap serangan besar-besaran Hizbullah.
Moshe Davidovitch, ketua Dewan Regional Mete Asher, mengungkapkan kemarahannya kepada Menteri Pendidikan Kish.
Saat itu, Davidovitch mengaku tidak akan membuka kembali sekolah tersebut sampai tentara Israel menjamin keamanan Israel utara.
“Saya puas dengan pertunjukan ini. Kami tidak akan memulai tahun ajaran di lingkungan yang tidak aman. Sejumlah orang akan menderita [akibat keputusan ini], namun mereka akan bersyukur karena tidak ada yang terluka. “Kemarin Anda [pemerintahan Benjamin Netanyahu] menunjukkan kepada kami betapa Anda membenci kami,” kata Davidovitch seperti dikutip The Cradle.
Dia mengatakan pemerintah Israel tidak akan pernah memaafkan hal ini.
“Akan tertulis bahwa kamu meninggalkan kami dan membakar kami hidup-hidup. Anda telah meninggalkan kami dan membuang anjing-anjing itu. “
Davidovich mengklaim dia tidak akan melakukan kontak lebih lanjut dengan pemerintah Israel.
Sementara itu, perwakilan Kementerian Pendidikan telah menyampaikan kepada kepala daerah bahwa warganya akan mendapat bantuan sesuai kebutuhan masing-masing.
Setelah Hizbullah menyerang Israel pada 8 Oktober 2023, banyak permukiman di Israel utara yang dievakuasi.
(Berita Tribun/Februari)