Netanyahu: Israel Perluas Tujuan Perang, Tak Hanya di Jalur Gaza tapi Juga Lebanon

TRIBUNNEWS.COM – Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Kabinet Perang pada Selasa (17/9/2024) memutuskan untuk memperluas tujuan perang yang ada.

Israel berencana untuk memperluas serangannya ke Lebanon selatan, menargetkan Hizbullah, yang dipandangnya sebagai ancaman bagi Israel di perbatasan utaranya.

Permukiman di Wilayah Pendudukan Palestina di Israel utara telah ditinggalkan karena ribuan warga Israel melarikan diri akibat serangan Hizbullah yang sedang berlangsung.

“Malam ini, Kabinet Politik dan Pertahanan memperbarui tujuan perang sehingga kini mencakup bab berikutnya: kembalinya warga utara ke rumah mereka dengan aman,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Pada Senin (16/9/2024), Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan kepada Duta Besar Amerika Serikat (AS) Amos Hochstein bahwa tindakan militer tetap menjadi satu-satunya cara bagi warga Israel utara untuk kembali ke rumah mereka.

“Ketika Hizbullah bersekutu dengan Hamas dan menolak untuk mengakhiri konflik, peluang untuk mencapai kesepakatan semakin berkurang, sehingga tindakan militer adalah satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya masyarakat di wilayah utara ke Israel.

Sementara itu, Amos Hochstein mengatakan kepada Yoav Galant bahwa perang skala penuh melawan Hizbullah tidak akan mengembalikan para tahanan yang ditahan di Gaza.

Menurutnya, melawan Hizbullah justru akan membahayakan Israel.

“Perkiraan Israel menunjukkan bahwa peluang mencapai kesepakatan di Lebanon tanpa gencatan senjata di Gaza sangat kecil,” Al Arabiya mengutip perkataan Amos Hochstein.

Dia mengatakan peluang mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik dengan Hizbullah semakin kecil.

Sementara itu, media Israel mengatakan bahwa Amerika ingin mencegah perang dimulai sebelum pemilihan presiden Amerika pada bulan November.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mengumumkan bergabung dengan perlawanan di Gaza dan Tepi Barat untuk melindungi warga Palestina dari agresi Israel.

Hizbullah telah menyerang posisi militer Israel di Wilayah Pendudukan Palestina mulai dari Lebanon selatan, tempat Hizbullah memiliki pangkalan militer, hingga perbatasan utara Israel.

Hizbullah berjanji akan menghentikan serangan di perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza. Korban tewas di Gaza

Saat ini Israel masih terus melancarkan serangannya di Gaza, dan jumlah korban tewas warga Palestina pada Sabtu (10/7/2023) hingga Senin (16/9/2024) melebihi 41.226 jiwa dan jumlah korban luka sebanyak 95.413 jiwa. 1.147 kematian di tanah Israel menurut jaringan berita Palestina.

Sebelumnya, Israel mulai mengebom Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim pada akhir November 2023, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina, 101 sandera hidup atau mati di Gaza dan masih ditahan oleh Hamas.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *