Hubungan Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Batu dan Solo Balapan, Punya Ikatan Keluarga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi Antiteror ke-88 menangkap sejumlah tersangka di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Rabu (31/7/2024).

Di Jawa Tengah, rombongan 88 terduga teroris berinisial M ditangkap di Stasiun Balapan Solo, sekitar pukul 19.30 WIB.

M penumpang KA Gajayana (KA), menempuh perjalanan Malang-Jakarta.

Sementara di Pulau Jawa, Densus 88 menyertakan alarm prediktif dengan HOK pertama.

Terduga teroris yang masih berstatus pelajar ini ditangkap Densus 88 di Jalan Langsep, Desa Sisir, Kecamatan Batu, Malang, Jawa Timur sekitar pukul 19.15 WIB.

Dua pria disebut ditangkap di Densus 88 di Batu dan Solo.

Pria berinisial M (38) yang ditangkap Densus 88 Stasiun Solo Balapan merupakan ayah HOK.

M yang diketahui warga Batavia Selatan terjepit di gerbong kelima KA Gajayana.

Kereta berangkat dari Malang menuju Stasiun Gambir, Batavia.

Kabid Humas Polda Jateng Kompol Artanto mengaku membenarkan penangkapan M di Stasiun Balapan Solo.

Namun, dia tidak menjelaskan detail penangkapan tersebut.

Sobat, perkiraan posisi akhir Densus 88, Artanto, China (1/8/2024). Saya baru menyewa rumah selama 1,5 tahun di Batu

88 Polisi anti-teroris diketahui telah menangkap M, HOK dan seorang wanita.

Diketahui ketiganya merupakan satu keluarga dengan ayah, ibu, dan anak;

Tiga di antaranya tinggal di Perumahan Villa Syariah Bunga Tanjung, RT 1 RW 8, Kelurahan Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

Ketua RT 1 RW 8 Desa Junrejo, Yulianto mengatakan, anak pria dan istrinya ini berjenis kelamin laki-laki, berusia 18-19 tahun.

“Ya, orang mempekerjakan tiga orang, satu keluarga. “Di KK dia berasal dari Batavia, termasuk ayah, ibu, dan anak,” lapor Yulianto, Kamis (1/8/2024) dari Tribunjatim.com.

Yulianto mengatakan, keluarga tersebut tinggal di sana selama kurang lebih 1,5 tahun dan saat mendatangi lahan pertanian keluarga tersebut, mereka mengaku bekerja di Kota Batu.

“Saya izin tinggal di Batu sambil bekerja, tapi saya tidak tahu apa yang dibutuhkan karena tutup,” ujarnya.

Pihaknya pun mengakui, saat penyerangan itu bukan tempatnya, melainkan di Malang Selatan.

“Saya malam tidak ada di rumah, acaranya di Malang Selatan. Saya ditelepon dan baru sampai di rumah pukul 23.00,” jelas Afiliasi Daulah Islamiyah.

Terduga teroris yang ditangkap Denso 88 di kawasan Batu dan Solo merupakan pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

HOK, anak M, setuju dengan Republik Islam.

“HOK adalah pendukung ISIS atau Daulah Islamiyah,” kata Juru Bicara Polisi Antiteror 88 Kombes Aswin Siregar kepada media China (1/8/2024).

Untuk saat ini, lanjut Aswin, pihaknya masih mendalami dan menyelesaikan penangkapan tersebut.

“Dense 88 masih menyelidiki kemungkinan adanya kaitan dengan pendukung ISIS lainnya,” ujarnya.

Dari pemeriksaan awal, HOK disebut ingin melakukan aksi teror.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan HOK ingin membuat bom maut.

Dari pemeriksaan diketahui dia ingin bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak TATP (Triaceton Triperoxide), ujarnya.

TATP dikenal sebagai bahan peledak yang sering digunakan teroris untuk membuat bom, karena kepadatannya yang rendah.

Bahkan karena bahayanya, TATP sering disebut sebagai “Bunda Setan”.

HOK disebut ingin menyerang dua rumah ibadah di Malang, Jawa Timur sebagai sasaran pelaku bom.

Rencananya akan menyaksikan tewasnya pelaku penembakan di dua tempat ibadah di Malang, Jawa Timur, jelasnya.

Denso 88 selain menangkap terduga teroris, juga mengeluarkan tas berwarna hitam berisi tali, jarum kuning, alat suntik, dan tas.

Atas perbuatannya HOK ditangkap dan didakwa berdasarkan pasal. 15 bersama dengan pasal 7 dan/atau 9 undang-undang no. 5 Tahun 2018 tentang perubahan atas undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang pembentukan undang-undang negara hukum, nomor 1 tahun 2002 tentang penghentian aksi terorisme.

(Chris Febrianto/ Tribunjatim.com/ Dya Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *