Tentara Israel Malu-Malu Tarik Pasukan dari Gaza, Pakar Militer: Operasi Tahap Ketiga Sudah Dimulai

Tentara Israel Evakuasi Militan Gaza, Pakar Militer: Operasi Tahap Ketiga Dimulai

TRIBUNNEWS.COM – Pakar dan diplomat militer Yordania, Nidal Abu Zeid, membuat analisis mengenai terus menurunnya kekuatan tentara Israel (IDF) di Jalur Gaza selama tiga hari berturut-turut.

Ia mengatakan, hal ini menandakan pasukan pendudukan Israel memang telah melancarkan serangan militer tahap ketiga di Gaza.

Zaid menjelaskan fase ketiga ini merupakan peralihan dari operasi darat (pengerahan bayi baru lahir) ke operasi selektif dengan menggunakan angkatan udara dan kekuatan operasi khusus.

Abu Zeid menambahkan, pernyataan militer Israel yang menargetkan 40 pesawat dari Gaza kemarin, Senin (15/7/2024), memperkuat identifikasi tersebut.

“Serangan udara (sejumlah besar sasaran) menunjukkan bahwa transisi ke tahap ketiga telah dimulai, namun pertanyaannya tetap: Mengapa pasukan Israel belum mengumumkan dimulainya tahap ketiga? Mengapa tentara IDF masih berada di Gaza?” Dia berkata.

Alasannya, menurut Abu Zeid, adalah tentara IDF tidak ingin terlihat ditarik keluar dari Gaza akibat serangan pasukan oposisi baru-baru ini.

“Tentara Israel tidak ingin melihat penarikan pasukan darat (tentara infanteri) karena mereka takut tentara akan menduduki wilayah tempat mereka menarik tentaranya,” ujarnya.

Penarikan diam-diam tentara Israel memperkuat keyakinan bahwa militer Israel tidak yakin dengan perkiraan intelijen mengenai pembubaran pasukan perlawanan setelah 284 hari pertempuran. Masalah Amunisi dan Senjata – Militer Israel dilaporkan menghadapi kekurangan amunisi dan senjata seiring dimulainya perang lima bulan di Gaza dengan Hamas. (Kabarni/HO) Prajurit lapangan yang lelah, pemimpin politik perang tentara

Nidal Abu Zaid juga memberikan analisis atas laporan yang diterbitkan Washington Post kemarin.

Dalam laporannya, surat kabar tersebut menyatakan bahwa tentara Israel di Gaza telah kehabisan tenaga dan sumber daya militer telah habis akibat perang yang sedang berlangsung.

 Abu Zeid mengatakan laporan tersebut menegaskan kelelahan para prajurit yang bekerja terus menerus tanpa istirahat yang disetujui oleh pimpinan militer IDF.

“Penting bagi para pengambil keputusan militer untuk menarik sektor militer atau lebih terlibat di Gaza,” katanya.

Namun keputusan politik mengenai pemerintahan Netanyahu tampaknya menentang keputusan tersebut, setidaknya untuk saat ini, apa pun yang terjadi.

Namun Abu Zeid menegaskan, ada tanda-tanda jelas bahwa IDF akan segera menarik pasukannya dari Gaza.

“Mungkin dalam beberapa hari kita akan melihat penarikan tentara,” katanya. Tank Merkava Israel rupanya terbakar akibat pertempuran sengit di Jalur Gaza melawan Tentara Pembebasan Palestina, Hamas CS. Di Jabalia, Gaza utara, Israel melaporkan kehilangan banyak personel dan peralatan tempur pada pekan lalu, termasuk Kamis (16/5/2024). (khaberni/HO) Saya tidak punya pilihan selain mengundurkan diri

Abu Zeid juga menyoroti apa yang dianggapnya sebagai pengakuan kesetiaan kepada militer Israel yang diterbitkan oleh situs-situs Ibrani.

“Untuk pertama kalinya, laporan ini menegaskan pengakuan yang jujur ​​dan tegas atas hilangnya ratusan tank Israel dan pengangkut personel lapis baja akibat tingginya kerugian kendaraan modern di samping pengurangan signifikan dalam penggunaan amunisi dan peralatan,” ujarnya. dikatakan. Dia berkata.

Abu Zaid berkata, “Semua faktor ini memastikan bahwa pasukan pendudukan tidak punya pilihan selain mundur dari Gaza dengan dalih memasuki fase ketiga”.

Dia mengatakan tindakan fase ketiga akan membebaskan tentara IDF dari kritik atas tuntutan mereka untuk mengakhiri operasi militer dan mengakhiri rasa malu Netanyahu di depan anggota sayap kanan yang menolak menghentikan operasi militer.  Tank tentara Israel bergerak selama kekerasan militer di Gaza. Setelah hampir 300 hari pertempuran di Gaza, IDF mengakui telah kehilangan banyak tank dan kehabisan tentara serta amunisi. Mengakui banyak tank yang terluka, ingin merekrut perempuan untuk bergabung dengan tentara

Sebelumnya, pasukan pendudukan Israel (IDF) mengakui pada hari Senin bahwa kekurangan tank dan amunisi telah mencapai tingkat kritis, Anadolu Agency melaporkan.

Dalam pernyataan yang dikirimkan ke Mahkamah Agung Israel, IDF mengakui beberapa tank rusak dan amunisinya habis selama perang Gaza.

Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, pengungkapan tersebut muncul di tengah seruan untuk mendorong masuknya tentara wanita ke dalam Korps Lapis Baja IDF.

“Jumlah tank yang beroperasi di pasukan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan perang dan melakukan eksperimen untuk merekrut perempuan,” kata surat kabar itu, mengutip dokumen yang diserahkan ke pengadilan.

Akibatnya, Kepala Staf Herzey Halevi memutuskan untuk menunda masuknya perempuan ke dalam peran tempur hingga November 2025 karena kekurangan tenaga kerja yang parah.

(oln/khbrn/anadolu/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *