TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meninggalnya Kolonel Ridal Ali Tommy (RAT) masih menyisakan sejumlah pertanyaan.
Keluarga Kompulanas dan psikiater forensik sempat meragukan penyebab meninggalnya Brigadir RAT.
Brigadir RAT ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Alfred di depan rumah seorang pengusaha di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Apa keraguan mereka? Berikut rangkuman Tribunnews.com: 1. Diduga bunuh diri
Istri Ridal, Novita Hussain, tak percaya suaminya meninggal karena bunuh diri.
Nobita mengaku sangat mengetahui karakter suaminya.
“Kalau ada yang bilang almarhum bunuh diri, saya tidak percaya karena saya tahu persis karakternya.”
“Almarhum sangat menyayangi anak-anak, sehingga tidak mungkin dia melakukan hal seperti itu,” kata Nobita, Jumat (26/4/2024), seperti dilansir Tribun Manado.
Wanita bernama Osin itu menjelaskan, dirinya mendapat informasi dari atasannya di Jakarta bahwa suaminya bunuh diri.
“Bos menelpon dan bilang Ali bunuh diri di dalam mobil. Saya kaget, tapi sampai saat ini kami sekeluarga tidak percaya,” ujarnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bintoro menjelaskan, korban meninggal tak lama setelah kematiannya.
Kesimpulan ini dicapai berdasarkan video sirkuit tertutup di sekitar tempat itu.
Dalam rekaman CCTV, Alfred berkulit hitam mula-mula berhenti lalu melaju perlahan hingga bertabrakan dengan mobil berwarna putih di dekatnya.
AKP Bintoro 2 mengatakan: “Dari CCTV kami melihat gambar kejadian tersebut. Dari keterangan saksi, dilanjutkan ke TKP dan didukung dengan bukti-bukti yang ada dan bukti CCTV, kami sampai pada kesimpulan awal bahwa orang tersebut melakukan bunuh diri.” AKP Bintoro 2 menyampaikan ancaman tersebut.
Psikiater forensik Reza Indragiri Amriel menilai polisi terlalu cepat menyimpulkan Brigadir Ridal Ali Tomi bunuh diri.
“Berapa jam lagi seorang petugas polisi bisa langsung menyimpulkan bahwa itu adalah bunuh diri?” kata Reza pada malam Kompas di YouTube Kompas TV, Sabtu (27/4/2024).
Reza menduga Jenderal Rydal mungkin tewas akibat senjata yang tidak sengaja ia keluarkan saat Toyota Alfred miliknya bertabrakan dengan kendaraan lain di lokasi kejadian.
“Itu mungkin kecelakaan, tapi sekali lagi petugas menembakkan senjatanya,” kata Pierce dalam hati.
Reza kemudian menanyakan kepada polisi apakah penyebab kematian Brigadir Ridal karena kematiannya, dan perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah yang dilakukan korban merupakan motif atau motivasi pihak lain.
Jika kecurigaannya benar, dia menyarankan polisi dapat mengadili siapa pun yang mendorong Brigadir Riddell mengakhiri hidupnya dengan menembak dirinya sendiri.
“Faktanya, saya pikir jika kita menelusurinya kembali sebagai ancaman, mempengaruhi, atau mengenai karyawan tersebut, alih-alih menyebutnya sebagai insiden yang terisolasi, itu bisa menjadi insiden utama yang bisa menimbulkan konsekuensi pidana.”
“Itu adalah seseorang yang mempunyai syarat atau seseorang yang memerintahkan orang lain untuk melakukan perbuatan keji tersebut,” jelas Reza. 3. Alasan datang ke Jakarta
Seperti dilansir Kompas TV, Komisioner Kompulanas Albertus Wahiorodhanto skeptis dengan alasan brigadir RAT itu datang ke Jakarta.
“Kami ada tiga pertanyaan. Pertama, kenapa Polsek Mandu datang ke Jakarta? Informasinya sementara untuk berangkat, tapi masih kami dalami. Karena kalau kami istirahat, ada yang mengizinkan dan apa alasannya?” Albertus Wahiorodhanto.
Sementara itu, Kompulan Kompol Puangki Inderti mengatakan, terkait Polda Sulut, pihaknya akan meminta penjelasan atas tindakan Brigadir RAT tersebut, apakah sedang cuti atau dalam rangka memberikan bantuan kepada Satgas Nomor Jakarta.
Compulanas juga akan mengklarifikasi ke Polda Sulut apakah Brigjen RA akan berangkat ke Jakarta untuk berlibur atau sedang BKO di Satker (satuan kerja) atau satuan wilayah (Satwil), kata Puangki.
Puengke pun mempertanyakan alasan batalion RAT direkrut untuk bekerja di wilayah lain yang sebenarnya menjadi tempat tugas Satlantas Polda Sulut.
“Kalau yang meninggal itu BKO, kenapa harus dibawa dari Sulut dan pekerjaannya apa?” kata Fuangqi. 4. TKP
Rumah di Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20 RT 10/RW 02 Jakarta Selatan menjadi saksi bisu meninggalnya Brigadir Ridal Ali Tomi.
Tribunnews.com coba cari tahu siapa hostnya? Alhasil, rumah tempat Brigadir Ridal meninggal ternyata milik Politisi Golkar sekaligus mantan Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu, Fahmi Idris, yang terakhir.
Seorang satpam di sebuah bangunan perumahan dekat Sorani membenarkan bahwa rumah tersebut milik Idris Coal.
“Iya Fahmi Idris pulang,” kata Soriani saat ditemui di lokasi, Sabtu (27/4).
Tribunnews.com mencoba mengonfirmasi hal tersebut kepada putri Fahmi Idris, Fahira Idris.
Namun hingga kemarin, anggota DPD RI asal DKI Jakarta belum memberikan jawaban terkait kepemilikan rumah tersebut saat ini.
Berdasarkan pemeriksaan, rumah tempat Jenderal Rydal meninggal kini ditempati pedagang batu bara Indra Pratama.
Indra mengklaim rumah mewah itu adalah rumah pribadinya.
“Rumahku, rumahku. Bukan (sewa)),” kata Indra kepada wartawan di depan rumahnya, Sabtu (27/4/2024).
Ia membenarkan bahwa Kolonel RAT telah berkunjung dan menginap di rumahnya seminggu sebelum kematiannya.
Namun, dia mengatakan kedatangan Kolonel Rath hanya untuk menjalin pertemanan.
Katanya, “Oh tidak, dia baru seminggu kesini. Tujuannya kesini untuk silaturahmi, tidak lebih. 5. Plat DPR di Alfred
Mahkamah Agung (MKD) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI memastikan pelat nomor resmi Toyota Alfred yang digunakan Brigadir Ridal Ali Tomi (RAT) untuk bunuh diri adalah palsu.
Ketua MKD DPR RI Nazrudin Dek Gam juga mengklaim mobil yang digunakan Brigjen RAT bukanlah mobil anggota DPR, meski di dalamnya terdapat pelat dinas DPR.
“Ini bukan mobil DPR, mereka menggunakan plat nomor palsu. Di DPR tidak ada nomor itu,” kata Nazrodin, Minggu (28/4/2024).
Klaim Nazrudin, plat nomor itu palsu karena tidak ada satupun mobil dinas DPR yang berplat nomor 25.
Ia juga menjelaskan, nomor 25 yang tertera pada plat nomor Alfred yang digunakan Brigadir RAT juga tidak terdaftar sebagai kendaraan dinas DPR.
DPR punya anggota dan jumlah pemimpin. Sekarang nomor 25 tidak punya 25 pemimpin, ujarnya.
Alhasil, Nazrodin berniat mengusut persoalan pelat nomor palsu tersebut ke pihak berwajib.
Jadi jelas itu palsu dan kami akan segera melaporkan informasi palsu itu ke polisi, tutupnya.
Penafian: Informasi atau artikel ini tidak dimaksudkan untuk mengakhiri hidup Anda.
Pembaca yang merasa membutuhkan layanan konseling untuk masalah kejiwaan, apalagi jika pernah ingin mengakhiri hidup, jangan ragu untuk berkonsultasi atau mengunjungi psikiater di rumah sakit.
Berbagai saluran tersedia bagi pembaca untuk menghindari mengakhiri hidup mereka.
Membantu berkomunikasi
Akhir hidup bisa terjadi ketika seseorang mengalami depresi dan tidak ada yang membantu.
Jika Anda mempunyai masalah yang sama, jangan menyerah dan putuskan untuk mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk menghilangkan rasa cemas yang ada.
Jika Anda ingin bunuh diri atau membutuhkan seseorang untuk bersembunyi, Anda dapat menghubungi kontak berikut:
Lembaga Swadaya Masyarakat Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293)
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Jika memburuk, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak berkepentingan seperti psikiater atau klinik kesehatan jiwa.
LSM Don’t Suicide merupakan perkumpulan yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental.
Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap penyakit jiwa dan menjernihkan kesalahpahaman, serta menyadarkan masyarakat bahwa bunuh diri erat kaitannya dengan penyakit jiwa atau penyakit jiwa.
Anda dapat menghubungi komunitas ini melalui telepon (021 0696 9293) atau email [email protected].