Tribun News, Jakarta – Seorang warga negara Malaysia mengaku petugas polisi menerima suap sebesar 200.000 rupee darinya.
Ilham (26) yang namanya tidak benar terpaksa membayar Rp.
Hal itu diungkapkan teman Ilham, Raka (27) asal Indonesia, bukan nama sebenarnya yang saat itu ada di sana.
“Ternyata paspornya ada di tangan polisi. Iya karena saya tahu polisi di Indonesia suka suap, baguslah, saya kasih apa yang ada di dompet saya. Kalau tidak salah Rp 200.000, Kata Raka saat dihubungi Kompas.com melalui pesan Instagram, Kamis (19/12/2024).
Penjagaan operan tersebut bermula saat Ilham dan Raka sedang asyik menonton disc jockey Steve Aoki tampil di Garuda Land Stage.
Tiba-tiba seorang pria yang mengaku dari polisi menarik tangan Ilham. Orang tersebut meminta Ilham untuk mengikutinya.
Raka mengatakan polisi menangkap tersangka sambil berkata, ‘Polisi, kembali, kembali’. Menurut kisah inspirasinya, dia tidak sendirian. Beberapa pengunjung DWP 2024 lainnya juga diamankan dan diperiksa polisi yang mencurigakan.
Kepada tersangka polisi, Ilham mengungkapkan bahwa dirinya merupakan WNA asal Malaysia. Petugas kemudian meminta paspor Ilham yang menurutnya untuk keperluan administrasi.
Usai pemeriksaan itu, paspor Ilham tak serta merta dikembalikan. Sebaliknya polisi menguji tingkat kesadaran tersangka untuk mengetahui apakah dia mabuk atau tidak.
“Kata temanku, ujian kesehatan itu bisa membaca angka di jari atau tidak, pusing atau tidak, sama saja dengan bau,” kata Raka.
Usai tes, paspor Ilham tidak pernah dikembalikan. Ilham mencoba menanyainya, namun petugas tersebut mengabaikannya dan berbicara dengan petugas lain.
Di sisi lain, Raka menyadari Ilham tidak mencari temannya selama 30 menit. Singkat cerita, Raka bertemu dengan Ilham yang sedang meminta polisi mengembalikan paspornya.
Saat itu, wajah Ilham terlihat ketakutan, sama seperti pengunjung DWP 2024 lainnya yang paspornya juga disita.
Rika pun meminta polisi mengembalikan paspornya. Namun upaya ini tidak berhasil.
Raka kemudian melihat paspor pengawas DWP lainnya yang disita polisi dan uangnya disembunyikan di dalamnya. Maka dari itu, ia berinisiatif memberikan Rp.
“Teman saya dites kesadarannya saja. Tapi, kata Diaz, ada juga tes urine. Tapi ya, susah kalau paspornya dibawa kembali, kalau bayar, ‘itu di sana’, begitulah adanya,” Kata Raka. Setelah Raka membayarnya, tersangka polisi mengembalikan paspor Ilham.
Pernyataan Kapolri
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kompol Susatyo Purnomo Kandro tidak banyak bicara mengenai jumlah warga Malaysia yang menjadi korban kebakaran tersebut.
Susato mengatakan, persoalan tersebut sebaiknya dirujuk ke Badan Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
“Koordinasi dengan Badan Narkoba Polda setempat,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dipublikasikan, terdapat lebih dari 400 pengunjung DWP yang menjadi korban pemerasan aparat kepolisian senilai 9 juta ringgit atau sekitar 32 miliar rupiah.
Sebelumnya, pengurus DWP Asmae Life sempat melontarkan pernyataan soal pemberitaan peristiwa perampokan dan pemerkosaan.
“Kepada insan DWP yang luar biasa. Kami mendengar keluh kesah kalian dan mohon maaf atas tantangan dan kekesalan yang kalian hadapi,” demikian bunyi pernyataan resmi DWP di Instagram, Kamis (19/12/2024).
DWP berkomitmen bekerja sama dengan pihak berwenang dan Pemerintah untuk mengusut tuntas kasus ini.
Dia melanjutkan, “Kami secara aktif bekerja sama dengan pihak berwenang dan badan pemerintah untuk menyelidiki sepenuhnya apa yang terjadi dan memastikan bahwa tindakan nyata diambil untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi di masa depan.”
Mereka mengutamakan keamanan, kenyamanan dan pengalaman. (Kompas.com/Tribunnews)