Jurnalis Tribunnews.com Cherul Umam melaporkan
Berita trivan.
Sanggar Tari Tangerang Sipta Art Production yang dipimpin oleh Ilham Muzi Riyanto menampilkan penari Umi Kulsum, Nasuwa Ellika Andani Mutmaina, Aziza Nur Pratiwi, Pratiwi Muzi Astuti, dan Adelia Azzara Setiawan.
Mereka tampil selama tiga hari berturut-turut di festival tari tersebut.
Pada hari pertama mereka menampilkan tari Padengan (Sulawesi Selatan) dan tari Kembang Sipadu.
Ada dua tahap implementasi yang dirancang panitia. Panggung pertama adalah area spektakuler berukuran 40 x 20 meter dengan pencahayaan dan suara yang sangat baik, serta mampu menampung 3.000 penonton.
Tari Padengan bercirikan gerak gemulai, lembut dan penuh makna.
Penarinya biasanya adalah wanita yang mengenakan kostum Bugis Makassar berwarna cerah dengan kostum dan aksesoris tradisional. Gerakan tari ini melambangkan nilai-nilai kehidupan seperti kesabaran, sopan santun, dan hormat.
Sedangkan tari Kembang Sipadu diciptakan oleh Ilham Muzi Riyanto.
Tari Sipadu Kembang memadukan unsur-unsur tradisional seperti gerak tari, musik, dan kostum tradisional Tangerang yang dibalut dengan gaya kekinian. Oleh karena itu, ia menawarkan sesuatu yang kaya akan nilai seni dan budaya.
“Festival tari internasional ini merupakan kesempatan untuk mempromosikan budaya Indonesia, dan kelompok-kelompok Indonesia menyambut baik dan mengapresiasi penampilan kami,” kata Ilham, Minggu (15/12/2024).
Keesokan harinya, mereka berganti kostum dan menampilkan medley Jejar Banyuwangi, Rangkong Kalimantan, dan Nusantara di hadapan sekitar 1.000 orang di panggung indoor dengan tata cahaya dan tata suara yang lebih baik.
Tari Jeja merupakan tarian tradisional yang berasal dari banyuwangi, jawa timur. Tarian ini biasanya digunakan sebagai pembuka pertunjukan seni Gandung yang merupakan seni budaya daerah.
Tari Jejar mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat setelah musim panen, sekaligus sebagai ungkapan rasa hormat terhadap pengunjung dan penonton.
Sedangkan Tari Tanduk merupakan tarian tradisional masyarakat Dayak Kalimantan yang menggambarkan kehidupan burung bertanduk, hewan yang dianggap keramat oleh masyarakat Dayak. Tarian ini mewakili filosofi kearifan lokal tentang keselarasan antara manusia dan alam.
Sedangkan Nusantara Medley merupakan pertunjukan tari yang memadukan keindahan berbagai budaya Indonesia menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Tarian tersebut memadukan empat tarian tradisional dari berbagai daerah di nusantara: tari Betawi, tari Rangkong, tari Jejaa, dan tari Thor, sehingga menciptakan sebuah perjalanan visual yang sarat makna dan estetika.
Devansh Patel, Rektor Universitas Parul, mengatakan festival tari edisi ketiga ini mempertemukan lebih dari 700 seniman dari lebih 36 negara dan universitas di India dan seluruh dunia, dalam semangat kolaborasi dan kesadaran budaya yang mulia.
“Para seniman ini akan berkumpul dalam satu platform untuk menampilkan warisan budaya mereka yang kaya melalui pertunjukan menakjubkan dengan keunggulan yang tak tertandingi,” kata Patel.
Keikutsertaan penari Indonesia didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dana Indonesia), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, KBRI New Delhi, dan KJRI Mumbai.