Gen Z Disebut Berpotensi Jadi Kelompok Rentan Stres, Pakar dari Amerika Miliki Teknik Kelola Emosi 

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa Generasi Z merupakan kelompok yang rentan mengalami stres. 

Ada sederet faktor risiko yang menjadi penyebab kondisi ini, bisa karena masalah studi atau bisa juga karena faktor sosial.

Namun di sisi lain, generasi Z juga disebut-sebut merupakan generasi yang sangat peduli dengan masalah kesehatan mental. Banyak dari mereka berbicara tentang kehidupan yang seimbang.

Terlepas dari itu semua, tidak ada seorang pun yang tidak memiliki tingkat stres. Bagaimana tepatnya cara menanganinya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah melalui metode mindfulness.

Pakar bijaksana asal Amerika Serikat, Dr. Asheena Baez mengungkapkan bahwa metode mindfulness dapat membantu Generasi Z untuk proaktif dalam menghadapi stres. Bahkan bisa digunakan sebagai tindakan pencegahan.

Dalam konteks sekolah, metode ini dapat diadaptasi untuk mengembangkan keterampilan Anda dalam proses belajar mengajar. 

“Mindfulness dapat membantu mengelola stres sehingga mereka menjadi lebih kuat, dan ini juga memperkuat kemampuan mereka dalam belajar,” kata Dr Asheena di sela-sela acara Mindfulness Day yang diadakan Sevilla Pulomas Global School, Jakarta, Senin (10/7).

Menurutnya, semua orang, termasuk mahasiswa, pasti paham ketika mengalami emosi dan stres. 

Hal pertama dan terbaik yang bisa Anda lakukan saat mengalami kondisi ini adalah membuangnya. Cara yang paling efektif adalah dengan membentuk pola positif pada diri sendiri.

“Bicaralah dan berpikir positif tentang diri sendiri serta mampu mengatur emosi dalam menghadapi stres,” ujarnya. 

Selain itu, penting juga untuk menjadikan orang lain sebagai pilar untuk menghilangkan perasaan atau stres, misalnya dengan berbicara dengan guru atau orang tua.

“Jadi idealnya setiap orang bisa menjadi pilar pendukung, yang membutuhkan dukungan,” kata dr Asheena.

Tidak hanya di lingkungan sekolah, konsep dan metode sadar juga harus digunakan di lingkungan keluarga. 

Cara yang paling sederhana namun efektif adalah dengan menjalin komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.

Tentu saja hal ini menjadi tantangan bagi para orang tua, di tengah berbagai aktivitas dan kesibukannya. 

“Bagaimana Anda memaksimalkan waktu yang Anda miliki bersama anak-anak Anda sehingga mereka dapat dilihat dan didengar?”

Hal tersebut juga diamini oleh penasihat Sevilla Global School, Alva Paramita. Ia mengimbau orang tua siswa bersinergi dengan pihak sekolah. 

Menurutnya, konsep mindfulness yang digunakan di sekolah sebaiknya diterapkan terus menerus di rumah.

Oleh karena itu, kami juga mengajak para orang tua untuk berlatih parang, tidak hanya anak-anaknya saja, ujarnya.

Artinya, kami mengajak para orang tua untuk juga berperan aktif dalam tumbuh kembang anak, kesehatan mental anak, lanjut Alva.

Sementara itu, Direktur Global Sevilla Pulomas School Purborini Sulistiyo mengatakan pihaknya mengundang siswa, orang tua, dan staf untuk mengikuti beberapa sesi mindfulness yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi, kesadaran emosional, dan keterhubungan antar peserta.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *