Kasus Dugaan Bayi Tertukar di Cempaka Putih, Polisi Akan Ekshumasi Makam untuk Penyelidikan

Jurnalis Tribunnevs.com Reynas Abdila melaporkan

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Polisi akan menggali atau membongkar kuburan dugaan pertukaran bayi di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih (RSI) Jakarta.

Anak diduga ubahan itu sebelumnya dimakamkan di TPU Semper, Jakarta Utara.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ari Siam Indradi mengatakan, penggalian makam tersebut dilakukan untuk kepentingan penyidikan.

Penyidik ​​menjadwalkan penggalian atau penggalian makam besok, Selasa, 17 Desember, katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin.

Sampel DNA kemudian akan diambil dari tubuh anak untuk dianalisis.

Hal ini untuk mengetahui apakah bayi tersebut benar-benar telah berubah.

Tindakan yang dilakukan penyidik ​​dan komitmen Polda Metro Jaya adalah mengusut kasus ini secara detail dan tuntas, ujarnya.

Menurut dia, saat ini sedang dilakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah tindakan tersebut berpotensi bersifat pidana.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kompol Susatio Purnomo Kondro mengatakan, operasi penggalian akan dimulai pukul 09.00 VIB.

“Pada hari Selasa tanggal 17 Desember 2024 pukul 09.00 VIB pukul 09.00 VIB akan dilakukan tes DNA kasus dugaan pertukaran anak di Chempaka Putih untuk memperjelas keadaan orang tua anak tersebut,” ujarnya.

Dalam penggalian makam tersebut, Polres Metro Jakarta Pusat turut serta bekerja sama dengan Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Puskesmas Polri yang disaksikan orang tua korban dan RSI Cempaka Putih. 

“Satreskrim sudah menyurati pihak keluarga untuk memberitahukan perkembangan pembangunannya,” ujarnya. Respon medis

Cempaka Putih mengutarakan pendapatnya atas kematian bayi yang diduga digantikan rumah sakit Islam.

Dari penyebab kematian anak tersebut hingga bukti akhir tidak ada yang campur aduk.

Direktur RS Islam Cempaka Putih dr Jack Pradono Kandojo menjelaskan, ibu berinisial FS (27) itu melahirkan seorang bayi laki-laki.

Berat badan anak laki-laki tersebut adalah 3015 gram dan panjangnya 47 cm.

Bayi tersebut tampaknya mengalami masalah pernapasan atau sindrom gangguan pernapasan (RDS).

Saat itu anak tersebut mengalami gangguan pernafasan sehingga dokter anak memberikan CPR, kata Jack.

Sayangnya, meski ada bantuan, situasinya terus memburuk.

Hal ini mendorong dokter untuk membawa bayi tersebut ke unit perawatan intensif anak dan memasang ventilator. 

“Tim kami terus memantau kondisi anak tersebut.” Namun pada 17 September 2024, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.

Jack mencontohkan, ayah anak tersebut, MR (27), melihat anak tersebut saat diazan dan membawanya ke kamar rumah sakit. 

Ayah pasien memeriksa bayinya dan melihat jenis kelamin, berat badan, dan kondisi fisiknya, kata Jack.

Kemungkinan bayinya akan berubah sangat kecil karena hanya satu anak laki-laki yang lahir pada hari itu.

Pihak rumah sakit mengatakan berdasarkan SOP bayi tidak bisa diganti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *