Laporan jurnalis Tribunnews.com Asia Narsyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa orang tidak menyukai air.
Biasanya, mereka yang tidak suka minum air putih mencoba “menyiasati” kebutuhan cairannya dengan meminum minuman yang mengandung elektrolit.
Minuman elektrolit adalah minuman yang mengandung elektrolit, yaitu mineral bermuatan listrik yang terdapat dalam cairan tubuh, jaringan, dan sel.
Ada banyak merek minuman elektrolit yang tersedia di pasaran saat ini.
Lantas, apakah minuman elektrolit bisa menggantikan air biasa?
Produsen bahan dokter dan kesehatan. Kevin Mark menjawab pertanyaan ini.
Minum minuman elektrolit sebenarnya normal, katanya.
“Jadi bolehkah minum minuman isotonik dan elektrolit? Jawabannya iya,” ujarnya dalam talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Selasa (17/12/2024).
Namun, ia mengingatkan, minuman tersebut hanya sekedar tambahan saja. Tidak digunakan sebagai minuman utama.
“Karena sebaiknya tetap memilih minimal 8-10 gelas air mineral atau air putih sehari,” tegas Dr Kevin.
Selain itu, Dr. Kevin membagikan beberapa cara untuk memastikan asupan cairan tercukupi, yakni minum 2-3-2.
Jadi 2-3-2 sebaiknya minum 2 gelas setelah bangun tidur di pagi hari.
Kemudian minum 3 gelas sepanjang hari. Bisa juga diminum 2 gelas sebelum makan atau 1 gelas sesudah makan.
Terakhir, minumlah 2 gelas 1-2 jam sebelum tidur.
Tujuannya, saat kita bangun tidur, tubuh membutuhkan cairan untuk mengatur dan meningkatkan fungsi metabolisme. Dan sepanjang hari agar tidak dehidrasi setelah makan, jelasnya.
Karena biasanya setelah makan, banyaknya garam dan gula pada makanan membuat kita merasa haus.
“Dan yang terakhir (minum) untuk detoksifikasi tubuh 1-2 jam sebelum tidur. Sehingga membantu fungsi ginjal untuk membuang limbah beracun dan metabolisme sepanjang hari,” tutupnya.