Polisi Jerman Tangkap Pria Terkait Rencana Serangan Kedubes Israel

TRIBUNNEWS.COM – Polisi Jerman telah menangkap seorang pria sehubungan dengan rencana serangan terhadap kedutaan Israel.

Seorang warga Libya yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok militan Negara Islam (ISIS) hadir di pengadilan tertinggi Jerman pada Minggu (20 Oktober 2024) waktu setempat.

Berdasarkan undang-undang privasi Jerman yang ketat, tersangka diidentifikasi sebagai Omar A.

DW News melaporkan bahwa pria tersebut dituduh merencanakan serangan terhadap kedutaan Israel di Berlin.

Dia ditahan di kota Bernau di negara bagian Brandenburg, tepat di luar ibu kota.

Omar ditangkap pada Sabtu (19 Oktober 2024) dalam penggerebekan unit polisi bersenjata lengkap di pinggiran kota Berlin.

AFP dan AP News mengutip jaksa yang mengatakan Omar berencana menggunakan senjata dalam serangan itu.

Ia diperkirakan akan dibawa ke Pengadilan Federal di Karlsruhe pada Minggu malam (21 Oktober 2024) waktu setempat.

Seorang hakim akan memutuskan apakah dia harus ditahan selama penyelidikan. Rencanakan serangan skala besar

Dalam sebuah pernyataan, kantor kejaksaan mengatakan warga Libya itu bermaksud melancarkan “serangan senjata besar-besaran terhadap kedutaan Israel di Berlin.”

“Untuk merencanakan penyerangan, tersangka bertukar informasi melalui chat Messenger dengan anggota ISIS,” jelas kejaksaan.

Pihak berwenang, yang mengetahui rencana tersebut dari intelijen asing, mengatakan setelah serangan itu bahwa tersangka berencana mengunjungi kerabatnya di kota St. Augustine, tepat di luar kota barat Bonn, sebelum meninggalkan daerah tersebut, menurut media Jerman.

Kerabat yang bersangkutan tidak ditetapkan sebagai tersangka tetapi sebagai saksi dan apartemennya juga digeledah. Ancaman teroris yang serius

Setelah penangkapan tersebut, Menteri Kehakiman Jerman Marco Buschmann memperingatkan adanya ancaman teroris Islam yang “sangat serius” di Jerman.

“Organisasi Israel sering menjadi sasaran teroris,” katanya kepada kantor berita dpa.

Dia kemudian menambahkan bahwa melindungi situs-situs tersebut sangat penting “pada saat anti-Semitisme dan kebencian terhadap Israel sedang meningkat, serta terorisme Islam semakin berkembang dengan menarik pengikut baru.”

Dikutip Ctvnews, Bushman mengatakan Jerman akan “melakukan segala kemungkinan untuk mencegah rencana berbahaya para pembenci Israel dan anti-Semit.”

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Pfizer mengatakan perlindungan organisasi Yahudi dan Israel di Jerman “sangat penting bagi kami”.

Dia mengatakan penegakan hukum bertindak dengan “kewaspadaan ekstrim” untuk mencegah “kekerasan Islam, anti-Semit dan anti-Israel.” Duta Besar Israel berterima kasih kepada pasukan keamanan

Duta Besar Israel untuk Jerman berterima kasih kepada pemerintah Jerman karena “menjamin keamanan kedutaan kami”.

Duta Besar Ron Prosor mengatakan kepada dpa: “Anti-Semitisme Islam tidak hanya terbatas pada ujaran kebencian, namun juga mendukung terorisme global. Staf kedutaan Israel sangat berbahaya karena mereka berada di garis depan diplomasi.”

Pada tahun 1998, Israel membeli tanah tempat kedutaan sekarang berdiri di barat daya Berlin.

Kedutaan dan kediaman duta besar secara resmi dibuka pada Mei 2001 untuk menandai peringatan 53 tahun berdirinya Israel.

Pihak berwenang Jerman telah melaporkan peningkatan tajam dalam jumlah insiden dan kejahatan anti-Semit setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan serangan balik Israel berikutnya di Gaza dan Lebanon.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *