AS Kirim Pasukan demi Bekingi Israel dari Hizbullah, Buntut Serangan Besar-besaran IDF di Lebanon

TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat, sekutu utama Israel, bergerak cepat mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah setelah militer Israel (IDF) melakukan serangan udara besar-besaran di Lebanon.

Lebih dari 492 orang tewas dan lebih dari 1.645 orang terluka dalam serangan ini.

Pasukan Pertahanan Israel mengklaim serangan itu menyasar pangkalan militer dan gudang senjata milik kelompok Hizbullah.

Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel menyerang beberapa desa Lebanon 80 kilometer dari perbatasan.

Ketika situasi di wilayah tersebut terus memanas, AS telah meningkatkan jumlah tentara yang ditempatkan di Timur Tengah dari yang sebelumnya diperkirakan berjumlah 40.000, Kantor Berita Anadolu mengutip kantor berita Anadolu.

“Mengingat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dan karena kehati-hatian, kami mengerahkan pasukan tambahan AS untuk memperkuat pasukan kami yang ada di kawasan tersebut,” kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Mayor Jenderal Pat Yes .” Pertahanan (Pentagon), Senin (23/9/2024).

Demi alasan keamanan, Pat Ryder menolak memberikan klarifikasi atau informasi lebih lanjut.

Selain itu, ia kembali menyerukan solusi diplomatik untuk meredakan permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

“Jelas interaksi antara Israel dan Hizbullah berpotensi lepas kendali dan berubah menjadi perang regional yang lebih luas, sehingga sangat penting bagi kita untuk menyelesaikan situasi tersebut secara diplomatis,” ujarnya, menurut Awasat.

Sebelumnya, surat kabar Israel “Can” melaporkan bahwa seorang pejabat senior keamanan Israel mengatakan bahwa AS telah memberi lampu hijau kepada Israel untuk menyerang Lebanon.

Pedoman tersebut didasarkan pada keadaan yang menunjukkan bahwa solusi diplomatik terhadap gencatan senjata dengan Hizbullah saat ini tidak mungkin dilakukan.

Sementara itu, perdana menteri sementara Lebanon, Naguib Mikati, mengutuk serangan Israel ke Lebanon yang disebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan Lebanon.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung kelompok perlawanan Palestina Hamas dan terlibat pertempuran dengan Israel di wilayah perbatasan Wilayah Pendudukan Palestina di Lebanon selatan dan Israel utara.

Hizbullah telah berjanji untuk berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai gencatan senjata di Gaza. Korban di Koridor Gaza

Saat ini Israel masih menyerang Koridor Gaza sejak (10/7/2023) hingga Senin (23/9/2024), korban jiwa warga Palestina sudah melebihi 41.455 orang, dan bertambah 95.878 orang. Yang terluka, menurut kantor berita Ana the Dolu, 1.147 orang tewas di Israel.

Israel mulai mengebom Jalur Gaza pada Sabtu (10 Juli 2023) setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan terhadap Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim bahwa Hamas menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, dan 101 sandera, hidup atau mati, masih ditahan oleh Hamas.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *