Bursa Asia Catat Rapor Merah, Kompak Anjlok Dampak Aksi Jual Saham Big Tech

Koresponden Tribunnews.com Namira Unia melaporkan

TRIBUNNEWS.COM – Momentum reli pasar saham Asia terlihat tergelincir ke zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (4/8/2024).

Indeks Nikkei 225 turun tajam, turun 3,78 persen menjadi 37.223,15, mengutip data Economic Times. Disusul penurunan indeks saham Hang Seng yang turun 1 persen menjadi sekitar 17.474,74.

Sedangkan indeks TYX turun 4,72 persen menjadi 21.048,88. Kospi kemudian turun 2,49 persen menjadi 2.598,28 dan indeks S&P/ASX 200 turun 2 persen menjadi 7.941,1.

Di tempat lain, FTSE Straits Times Index juga turun 1,67 persen menjadi 3.422,07 dan FTSE Malay melemah 0,39 persen menjadi 1.670,11.

Tak berhenti sampai disitu, tiga indeks utama Wall Street juga mencatatkan hari-hari terburuknya. Sedangkan Dow Jones Industrial Average ditutup 1,51 persen dan S&P 500 ditutup 2,12 persen serta Nasdaq Composite mengalami koreksi terbesar sejak turun 3,26 persen.

Penurunan tersebut terjadi karena investor di pasar saham Amerika Serikat (AS) berkumpul untuk menjual saham-saham teknologi ketika data ekonomi AS menunjukkan pelemahan sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap risiko resesi.

Sedangkan data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami kontraksi hingga turun ke level 48,9 pada Agustus 2024. Jadi merupakan yang terendah sejak Agustus 2021.

Pelemahan ini memberikan tekanan yang signifikan terhadap sektor manufaktur yang saat ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Memicu kekhawatiran investor terhadap perlambatan berkepanjangan yang akan membebani kinerja perekonomian Indonesia dalam beberapa bulan mendatang.

Pasar Asia mengalami kontraksi karena ketegangan investor terhadap keputusan perusahaan yang ditunggu Nvidia untuk menilai keberlanjutan tren teknologi dan kecerdasan buatan (AI) yang lebih luas, sebelum ancaman penjualan saham teknologi terlampaui.

Raksasa semikonduktor ini dijadwalkan merilis laporan keuangannya setelah pasar tutup. Namun, sebelum rilis, saham Nvidia, penjual prosesor AI terkenal, melaporkan penurunan saham sebesar 2,1 persen, sehingga mengurangi kenaikannya sepanjang tahun ini menjadi 154 persen.

Penurunan tersebut kemudian memicu penurunan saham-saham teknologi lainnya, seperti VanEck Semiconductor ETF (SMH), indeks yang melacak saham-saham semikonduktor, anjlok 7,5 persen. Setelah itu, saham perusahaan besar Samsung Electronics dan SK Hynix, keduanya pemasok, masing-masing turun 2,76 persen dan 6,95 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *