Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destriavan melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ekonom Ibrahim Assuibi memperkirakan rupiah menguat pada pekan ini karena tiga faktor, yakni putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pemilihan presiden (pilpress) 2024. .
Ibrahim menjelaskan, pertama, Indonesia akan mencapai surplus pasar. Menurut dia, neraca perdagangan Indonesia masih baik karena ditopang oleh ekspor dan impor Tiongkok, seiring dengan perekonomian yang terus menguat.
Lebih lanjut, hal tersebut didukung dengan putusan Mahkamah Konstitusi pada pemilu 2024. “Akhirnya kita melihat konflik geopolitik di Timur Tengah berakhir pada minggu ini,” kata Ibrahim saat dihubungi, Senin (22/4/2024). . )
Bank Indonesia (BI) terus menjalankan sistem keuangan yang pro pasar dan pasar keuangan yang terintegrasi untuk mendukung pemulihan perekonomian Indonesia.
“Bisnis meningkat, valuta asing dan obligasi, dan pemerintah optimis terhadap dampak perekonomian global yang menyebabkan ketidakpastian penurunan suku bunga Bank Sentral AS dan geopolitik Timur Tengah, pemerintah tetap optimis karena mendukung fiskal dan kebijakan anggaran,” tambah Ibrahim.
“Jadi prediksinya rupiah akan menguat. Minggu ini akan menguat. Kalau konflik di Timur Tengah mereda, Minggu ini bisa saja Rp 16.000-an,” kata Ibrahim.
Pada awal perdagangan hari ini, nilai tukar rupee kembali menunjukkan tanda-tanda penguatan. Pada Senin (22/4), spot rupiah dibuka pada level Rp 16.218 per dolar AS.
Rupiah menguat 0,26 persen dibandingkan penutupan Jumat (19/4) di Rp16.260 per dolar AS. Hal ini menjadikan rupee sebagai mata uang terkuat di Asia.