Berita Tribun.
Mengingat konflik yang sedang berlangsung setelah serangan besar-besaran pada tahun 2022, keputusan Guterres untuk menghadiri pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat kritik dari Ukraina dan sekutunya.
Grup BRICS adalah organisasi geopolitik yang mencakup negara-negara seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab.
Menurut Reuters, 36 pemimpin dunia akan menghadiri pertemuan BRICS.
Guterres termasuk dalam daftar panjang undangan para pemimpin dunia untuk menghadiri acara tiga hari dari tanggal 22 hingga 24 Oktober dan terdaftar sebagai salah satu tokoh paling penting di dunia.
Guterres diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada acara 24 Oktober tersebut, menurut ajudan presiden Rusia Yuri Ushakov.
Selain Guterres, pertemuan tersebut dihadiri oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi dan para pemimpin lainnya.
Sementara itu, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva membatalkan perjalanannya setelah mengalami cedera kepala di rumahnya.
Mengenai topik utama KTT BRICS, Reuters melaporkan bahwa Rusia memperkenalkan sistem pembayaran multilateral baru untuk negara-negara BRICS.
Sistem lain diciptakan untuk menjadi sistem pembayaran internasional baru, tanpa campur tangan Barat, dipimpin oleh Amerika Serikat.
Reuters melaporkan, usulan tersebut dilontarkan Putin karena sistem keuangannya berbasis dolar dan dikendalikan oleh Barat serta dianggap sebagai langkah yang tidak tepat dalam sanksi internasional terhadap banyak negara. Ukraina mengutuk Guterres
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengakui kedatangan Guterres untuk mewakili PBB di organisasi BRICS, yang diakuinya membuat marah.
Kementerian Luar Negeri Ukraina secara terbuka mengkritik kunjungan Sekretaris Jenderal PBB.
“Sekretaris Jenderal PBB menolak undangan Ukraina untuk menghadiri Konferensi Perdamaian Dunia pertama di Swiss. Namun, dia menerima seruan Putin untuk berperang di Kazan,” kata kementerian itu melalui media sosial.
“Ini pilihan yang salah, tidak akan membantu pasukan penjaga perdamaian. Itu hanya akan merusak reputasi PBB.” Kementerian Luar Negeri Ukraina melanjutkan.
Sebelumnya, Swiss menjadi tuan rumah Konferensi Perdamaian Dunia di Ukraina pada 15-16 Juni 2024.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari sekitar 100 negara dan organisasi.
Tujuh puluh delapan negara dan empat organisasi dunia menandatangani Perjanjian Perdamaian setelah pertemuan tersebut.
Namun sayang, proses tersebut tidak dihadiri oleh Antonio Guterres selaku Sekretaris Jenderal PBB. Pada 16 September 2024, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berbicara dalam sebuah wawancara dengan AFP di markas besar PBB. (Angela Weiss/AFP) (AFP/Angela Weiss)
Kunjungan Guterres ke BRICS telah menarik perhatian banyak pihak, karena ia sangat vokal mengenai Rusia.
Tokohnya tercatat berulang kali mengkritik Rusia atas perang besar-besaran melawan Ukraina.
(Tribunnews.com/Bobby)