TRIBUNNEWS.COM – Krisis pemain melanda sebagian besar musim 2024/25 akibat badai cedera. Tim Liga Bola Voli Korea – baik di sektor putra maupun putri.
Khususnya di sektor putri, GS Caltex, Pink Spiders, dan Red Sparks menjadi contoh betapa mereka sangat merasakan kehilangan pemain pilarnya akibat badai cedera.
Terakhir GS Caltex kehilangan Gyselle Silva dan Stefanie Wailer karena cedera. Bahkan nama belakangnya pun punya masalah Achilles.
Kemudian dari kubu Pink Spiders, tim voli putri legendaris Korea Selatan juga tak mampu mengeluarkan Tutku Burcu saat menghadapi GS Caltex. Tim asal Daejeon, Korea, Red Sparks merayakan KOVO Cup 2024 pada Senin (30-09-2024) melawan IBK Altas. (Instagram @red__sparks)
Pasalnya, pemain bola voli asal Turki itu mengalami cedera lutut. Jadi pelatih Pink Spiders Marcello Abbondanza memutuskan untuk mengistirahatkan Tutku Burcu daripada mengambil risiko.
Kemudian dari kubu Daejon JungKwanJang Red Sparks juga mengalami kendala cedera. Megawati Hangestri Pertiwi mengalami cedera hamstring.
Dia tidak ada di sana ketika Red Sparks mengalahkan Pink Spiders dalam tiga set berturut-turut.
Demam cedera juga melanda tim-tim di sektor putra. Beberapa tim bahkan memutuskan untuk melepas pemain tersebut dan menggantinya dengan nama baru.
Fenomena badai cedera yang melanda pemain andalan Liga Bola Voli Korea ini menuai reaksi keras dari pelatih Pink Spiders, Marcello Abbondanza.
“Ada banyak cedera sejauh ini, bukan hanya kami tetapi seluruh tim, termasuk CheongKwanJang (Red Sparks) dan GS Caltex,” kata pelatih asal Italia itu kepada TheSpike.
“Jika periode ini terus berlanjut maka akan mengurangi kesempatan atau waktu latihan bagi tim mana pun sehingga sulit untuk berkembang dan risiko cedera akan semakin tinggi karena tidak ada waktu untuk pemulihan,” lanjutnya.
Belum lagi, jika harus mengeluarkan pemain asing, tim-tim di Liga Voli Korea terikat aturan KOVO. Ketika pemain pengganti asing wajib mengikuti tes sebelum kompetisi diadakan.
Artinya, beberapa tim tidak tampil maksimal karena terbatasnya pilihan pemain pengganti yang tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan pelatih.
Abbondanza pun memberikan pendapat pribadinya mengenai situasi yang berkembang. Jika ia menjadi pejabat tinggi di KOVO, musim reguler akan maksimal menjadi 4 babak mengingat badai cedera saat ini.
“Jika saya ingin mencapai inning liga maksimum hingga inning keempat, itupun saya harus menyesuaikan permainan saya,” kata Abbondanza.
“Semua tim memainkan pertandingan dengan jadwal yang ketat. Masalah lain yang muncul adalah adanya batasan dalam pertumbuhan pemain muda.”
“Dan yang paling bermasalah adalah setiap tim menggunakan pemain yang sama sebagai support utama.
Sulit untuk diubah secara mendasar. “Saya mengatakan ini karena saya berharap para petinggi dapat mempertimbangkan kembali,” jelas Abbondanza.
Seperti yang kalian ketahui, Liga Bola Voli Wanita Korea memiliki 6 babak regular season. Tiga teratas maju ke tahap play-off, dengan tempat pertama otomatis melaju ke final.
Tim peringkat keempat lolos ke babak playoff jika memiliki maksimal tiga poin yang memisahkannya dari peringkat ketiga di akhir musim reguler.
Menarik dinantikan bagaimana tim-tim Liga Voli Korea, khususnya divisi putri, bisa keluar dari krisis cedera yang sedang berlangsung.
(Tribunnews.com/Giri)