Yahya Sinwar Sempat Ikat Lengannya yang Pendarahan Pakai Kabel Listrik

Pemimpin Hamas Yahya Shinwar ditembak di kepala. Jenazah Yahya Chinwar terluka sebelum menghembuskan nafas terakhir. Dia diidentifikasi melalui tes DNA menggunakan jari yang terputus.

TribuneNews.com, GAZA – Pemimpin Hamas Yahya Shinawa meninggal dunia akibat luka tembak di kepala dan lengan bawah.

Dia terluka parah dan mengeluarkan banyak darah.

Seorang dokter yang melakukan otopsi terhadap Yahya Sinwar mengatakan, sebelum dibunuh, ia menderita luka tembak di kepala dan luka serius lainnya.

Pemimpin Hamas berusia 61 tahun itu diidentifikasi melalui tes DNA

Jarinya diamputasi dan dikirim ke Israel untuk tes DNA. 

Menurut Dr. Chen Kugel, direktur Institut Forensik Nasional Israel, yang mengawasi otopsi, mengatakan kepada New York Times bahwa Sinwar meninggal karena luka tembak di kepala.

Dokter mencatat bahwa lengannya remuk setelah terkena pecahan peluru misil atau tank kecil, sehingga menyebabkan pendarahan.

Yahya Sinwar yang terluka parah berusaha menghentikan tangannya yang berdarah dengan kabel listrik.

“Tetapi tidak berhasil, kawatnya tidak cukup kuat,” kata dokter.

Otopsi Sinwar dilakukan 24 hingga 36 jam setelah kematiannya, kata Dr. Kugel. 

Setelah otopsi, jenazah tersebut diserahkan kepada tentara Israel, yang mungkin membawanya ke lokasi yang tidak diketahui.

Identitas Sinwar telah dikonfirmasi melalui tes DNA.

Jarinya diamputasi dan dikirim ke tentara Israel untuk diuji, kata dokter kepada CNN.

“Setelah laboratorium membuat profil itu, kami membandingkannya dengan profil Sinwar ketika dia dipenjara di sini, sehingga kami akhirnya dapat mengidentifikasi dia melalui DNA-nya,” kata Dr. Kugel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan kematian Sinwar pada Kamis, 17 Oktober 2024.

Sehari kemudian, Hamas membenarkan kematian Yahya Shinwar.

Yahya Sinwar adalah salah satu target utama Israel dan dituduh berada di balik serangan 7 Oktober di Israel.

Militer Israel merilis video drone yang menunjukkan momen-momen terakhir Shinwar.

Video itu memperlihatkan dia tergeletak di kursi berlumuran debu dengan tangan kanan berdarah.

Saat drone itu melayang di dekatnya, video tersebut menunjukkan dia melemparkan tongkat karena frustrasi atau protes.

Beberapa saat kemudian, sebuah tank melepaskan tembakan ke gedung tersebut dan dia kemudian ditemukan tewas dengan kepala terpenggal.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *